Penjualan Semen Diperkirakan Hanya 59 Juta Ton



JAKARTA. Pertumbuhan penjualan semen sepanjang semester I-2013 ternyata tak sekencang yang diperkirakan. Alhasil, hingga akhir tahun ini, penjualan semen diperkirakan hanya mencapai 59 juta ton, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.

Ketua Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso menuturkan, permintaan semen selama semester I-2013 hanya sekitar 27,86 juta ton, tumbuh 7,11% ketimbang semester I-2012 yang mencapai 26,01 juta ton. "Kenaikan permintaan masih dominan di Jawa sekitar 1,3 juta ton, sisanya di luar Jawa," jelasnya kepada KONTAN pekan lalu.Catatan saja, di semester I 2012, permintaan semen tumbuh hingga 15%.

Meski penjualan semen semester I-2013 tak sesuai prediksi, Widodo berharap penjualan semen semester II-2013 bisa tumbuh lebih tinggi. Setidaknya, kata dia, permintaan semen semester II-2013 bisa tumbuh 9% ketimbang periode yang sama tahun lalu menjadi sekitar 30 juta ton.


Akibat penjualan semen pada semester I-2013 yang tak sesuai harapan, Widodo memprediksi, realisasi penjualan semen akhir tahun ini lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. "Secara total penjualan semen tahun ini kami harapkan sekitar 59 juta ton," ungkapnya.

Semula, ASI memperkirakan penjualan semen tahun ini bisa tumbuh 9% ketimbang 2012 yang sebesar 55 juta ton. Artinya, ASI berharap tahun ini setidaknya penjualan semen mencapai 60 juta ton.

Ironisnya, pasokan semen justru meningkat pesat. Tambahan pasokan ini karena beroperasinya dua pabrik baru milik PT Semen Indonesia di Tuban dan Tonasa dengan kapasitas total sekitar 5,5 juta ton.

Pasokan semen impor juga naik signifikan. Widodo bilang, tahun lalu, semen impor tercatat sekitar 1,2 juta ton. Sementara itu, "Dalam lima bulan pertama tahun ini saja, semen impor sudah di atas satu juta ton," katanya.

Kinerja perusahaan semen di dalam negeri pun beragam. di semester I-2013, PT Semen Indonesia mampu menjual semen 12,23 juta ton, tumbuh 18,5% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Namun, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk hanya menjual semen 8,65 juta ton atau hanya tumbuh 0,5% ketimbang kinerja semester I-2012.

Sebelumnya, Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Agung Wiharto bilang, struktur konsumen semen domestik didominasi sektor properti dan ritel. Jadi, selama properti masih tumbuh, maka permintaan semen bakal menggeliat.

Tapi, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) akhir Juni lalu bisa mempengaruhi permintaan di sektor ritel. "Penurunan daya beli masyarakat akan berdampak besar terhadap penjualan semen," ungkap Agung beberapa waktu lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi