KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Permintaan semen hingga September 2021 menunjukkan perbaikan penjualan pada segmen semen curah. Sektor ini membukukan penjualan mencapai 6,43 juta ton pada September 2021. Realisasi ini naik 4,1% secara year on year (yoy) dan naik 7,4% secara bulanan. Sementara penjualan semen dalam sembilan bulan di tahun 2021 mencapai 46,93 juta ton, angka ini naik 5,5% secara yoy. Analis BRIDanareksa Sekuritas, Maria Renata dalam riset 18 Oktober 2021 berpendapat, peningkatan penjualan ini berasal dari pasar luar Jawa yang tumbuh 4,4% yoy dan naik 9,1% secara month on month (mom). Sedangkan penjualan di Jawa naik sebesar 3,9% yoy dan 6,0% bulanan.
Peningkatan penjualan dari segmen semen curah (bulk cement) menunjukkan pertumbuhan signifikan 7,2% secara yoy dan naik 10,4% mom. Angka ini melampaui penjualan semen kantong (bagged cement) tumbuh 3,1% secara yoy dan naik 6,6% secara bulanan.
Baca Juga: Emiten Semen Diramal Bisa Kokoh Kendati Harga Batubara Mahal Hal ini menunjukkan bahwa proyek infrastruktur yang telah dimulai mulai meningkat dan jalur kontruksi mulai berjalan. Secara year to date hingga akhir September 2021, penjualan semen domestik mencapai 46,93 juta ton atau naik 5,5% secara yoy. Peningkatan penjualan cukup kuat di Sulawesi yakni naik 25,6% yoy. Sementara penjualan di Jawa hanya tumbuh sebesar 3,5% yoy. Dari kontribusi segmen semen, penjualan semen kantong menyumbang 77,8% dari total penjualan. Angka ini meningkat dari sembilan bulan di tahun 2020 yang berkontribusi 76,8%. Namun, PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP) membukukan pertumbuhan yang lebih rendah dari sektor industri semen. Menurut Maria, ini karena INTP kehilangan pangsa pasar di Jawa Barat yang turun kurang lebih 2%. "Penurunan karena persaingan yang lebih ketat dari merek lain," ujar dia dalam riset. Akibatnya pada September 2021, penjualan INTP mencapai 1,60 juta ton atau naik 0,5% secara yoy dan bertambah 5,3% secara bulanan. Sedangkan dalam sembilan bulan di tahun ini menjual sebanyak 11,97 juta ton atau naik 3,1% yoy. Penjualan semen milik INTP cukup stabil didukung oleh penjualan yang stabil di Jawa Tengah naik 5,1% secara yoy dan di Sumatera naik 15,7% secara yoy. "Penjualan semen milik INTP di Jawa Barat turun sebesar 2,1% yoy tapi secara bulanan naik 4,5%," kata Maria. Pada September 2021 saja, pangsa pasar INTP mencapai 24,8% turun dari September 2020 sebanyak 25,7%. Sementara volume penjualan semen INTP dalam sembilan bulan di tahun 2021 mencapai 11,97 juta ton atau naik 3,1% secara yoy.
Baca Juga: Emiten Semen Diramal Bisa Kokoh Kendati Harga Batubara Mahal Peningkatan volume penjualan dalam sembilan bulan didukung oleh pertumbuhan yang kuat di Jawa Tengah yang naik 33,0% secara yoy dan di Sumatera tumbuh 9,4% secara yoy. Penjualan semen di Jawa Barat pada periode sama hanya naik 0,1%yoy. Akibatnya kontribusi penjualan semen di Jawa Tengah menyumbang 25,8% dari total penjualan, sedangkan Sumatera menyumbang 11,0%. Maria mengatakan, realisasi penjualan INTP selama sembilan bulan di tahun 2021 ini memenuhi 71% dari target BRIDanareksa Sekuritas. "Penjualan INTP dalam sembilan bulan di tahun 2021 sebesar 11,97 juta ton, naik 3,1% secara year on year. Realisasi tersebut memenuhi 71,4% dari target tahun 2021 kami sebesar 16,8 juta ton," ujar dia. Target penjualan semen INTP pada tahun ini tumbuh 3,5% secara yoy. Karena itu, BRIDanareksa Sekuritas memperkirakan, rata-rata bulanan INTP penjualan semen di kuartal IV tahun 2021 mencapai 1,60 juta ton. Ini sejalan dengan rata-rata semen penjualan dalam tiga tahun terakhir. "Kami mengharapkan penjualan bulanan yang lebih tinggi di Oktober berdasarkan tren historis dan kelanjutan pembangunan infrastruktur," ujar Maria dalam riset. Karena itu, Maria memberi rekomendasi BUY saham INTP dengan target harga Rp 15.400 per saham. "Kami mempertahankan rekomendasi INTP karena volume penjualan in-line," ujar dia. Selasa (19/10), harga saham INTP ditutup naik 0,44% di Rp 11.525 per saham.
Saat ini saham INTP diperdagangkan pada EV/ton US$ 95,3, sedikit lebih rendah dari SMGR US$ 98,1.
Baca Juga: Indocement (INTP) torehkan prestasi berkat terobosan berbasis lingkungan Sepanjang tahun 2021, Maria memproyeksikan, INTP bisa membukukan penjualan Rp 15,34 triliun dengan laba bersih Rp 1,97 triliun. Sedangkan pada tahun 2022, penjualan INTP bisa mencapai Rp 16,47 triliun dengan laba bersih Rp 2,24 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Avanty Nurdiana