KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski isu terkait dengan pelemahan sektor properti masih membayangi, nyatanya penjualan semen pada kuartal III-2018 masih cemerlang. Mengutip riset UOB Kay Hian, penjualan semen secara year on year di kuartal III-2018 mencatatkan kenaikan hingga 8,7%. Muhammad Nafan Aji, Analis Binaartha Sekuritas bilang bahwa untuk sektor properti diakuinya masih cenderung melambat lantaran harga yang ditawarkan sangat tinggi sehingga menggerus daya beli properti. Meski demikian, beberapa sentimen masih menjadi pendorong harga semen ke depan. "Sebenarnya banyak potensinya. Sektor semen bukan hanya bermanfaat bagi sektor properti saja, namun juga bermanfaat untuk mengembangkan pada sektor-sektor lainnya, seperti beberapa sektor pengembangan kawasan industri, maupun sektor infrastruktur lainnya." kata Nafan kepada Kontan.co.id, Selasa (16/10).
Meski begitu, Nafan mengatakan bahwa industri semen nasional memiliki tantangan tersendiri. Apalagi dengan kondisi pasar semen di tanah air sudah cenderung memperlihatkan oversupply serta diwarnai oleh kompetisisi yang ketat. Beberapa emiten semen seperti PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) menjadi salah satu emiten yang menjadi pilihan Nafan karena SMGR berupaya untuk menekan cost dengan membeli batubara pada harga rendah, serta mengurangi ketergantungan pada penggunaan batubara dengan mengoperasikan pembangkit listrik tenaga limbah miliknya. "Selain itu, SMGR juga mengoptimalkan pembelian spare part inventories. Untuk efisiensi distribusi, SMGR mulai mengoperasikan packing plant di Maluku dan Bengkulu pada tahun 2018." kata Nafan.