KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konsumsi semen domestik pada Juli 2023 berhasil bertumbuh. Data Asosiasi Semen Indonesia menunjukkan konsumsi semen pada Juli 2023 mencapai 5.8 juta ton, naik 9,7% secara bulanan dan tumbuh 12,6% secara tahunan alias secara
year-on-year (YoY). Analis Samuel Sekuritas Indonesia Daniel A. Widjaja menilai, pertumbuhan volume penjualan nasional ditopang kedua segmen. Penjualan semen curah mengalami pertumbuhan hingga 19,3% YoY dengan kontribusi penjualan terbesar dari wilayah Kalimantan yang melejit 122,9% YoY, terutama terkait progres proyek Pembangunan ibu kota negara (IKN). Sementara itu, semen kantung juga mencatatkan pertumbuhan penjualan sebesar 10,2% YoY dengan kontribusi penjualan dari luar Jawa yang tumbuh 15,2%. Secara kumulatif, penjualan semen selama tujuh bulan pertama 2023 sebesar 33,2 juta ton, masih menurun 2,3% secara YoY.
Daniel melihat permintaan akan semen nasional mulai membaik di awal paruh kedua 2023 ini. Di sisi lain, dia juga melihat bahwa harga semen kantung di pulau Jawa sudah cukup stabil dan tidak ada perang harga antara pemain
tier-1 dan
tier-2.
Baca Juga: Penjualan Mobil Masih Menderu, Simak Rekomendasi Saham Astra International (ASII) “Maka dari itu kami cukup optimistis penjualan semen domestik hingga akhir 2023 akan mulai mengalami pertumbuhan sebesar 1% hingga 2% YoY,” kata Daniel. Tentunya, pertumbuhan ini masih akan didominasi oleh semen curah mengingat permintaan sektor infrastruktur dan proyek pemerintah khususnya IKN. Sementara itu, penjualan akan semen kantung diestimasi akan relatif lebih stabil terutama di daerah Jawa. Dus, Daniel mempertahankan
rating netral untuk sektor semen, seiring proyeksi volume penjualan semen nasional yang akan tumbuh tipis sepanjang tahun ini. Dia merekomendasikan beli saham PT Semen Indonesia Tbk (
SMGR) dengan target harga Rp 7.925 dan beli saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) dengan target harga Rp 12.625 per saham.
Baca Juga: Harga Batubara Tengah Menguat, Ini Rekomendasi Saham Jagoan Analis Namun, risiko utama dari rekomendasi ini di antaranya fluktuasi permintaan semen nasional serta fluktuasi harga bahan bakar dan biaya distribusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi