KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Volume penjualan semen domestik masih tumbuh di teritori positif. Penjualan semen secara kumulatif di sepanjang Januari-Oktober 2023 naik tipis 1,4%
year-on-year (YoY) menjadi 51,6 juta ton. Angka ini membaik dibanding penjualan semen periode Januari-September 2023 yang menurun 0,6% yoy. Analis RHB Sekuritas Indonesia Ryan Santoso menilai, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh penjualan semen curah yang naik 10,5% YoY, sedangkan penjualan semen kantong masih mengalami kontraksi 1,9% YoY.
Baca Juga: Volume Penjualan Indocement (INTP) Naik 8,4% Per Oktober 2023, Ini Pendorongnya Ryan masih memandang positif prospek industri untuk tahun ini. Ryan mencatat cuaca saat ini relatif lebih kering meskipun Indonesia sudah memasuki musim penghujan. Di sektor semen, Ryan menyematkan rekomendasi
overweight dengan saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (
INTP) sebagai pilihan utama alias
top picks. “Rencana INTP mengakuisisi Semen Grobogan diharapkan dapat meringankan persaingan industri semen dan berdampak positif bagi industri semen,” kata Ryan, Jumat (24/11). Dia merekomendasikan buy saham INTP dengan target harga Rp 14.300.
Dalam riset tertanggal 7 November 2023, analis Ciptadana Sekuritas Asia Muhammad Gibran berekspektasi, akuisisi Semen Grobogan dapat meningkatkan pangsa pasar alias
market share INTP sebesar 2% sampai 3% pada 2024.
Baca Juga: Kelola 61% Pasar Semen Jatim,SIG Perkuat Sinergi Pelanggan Gunakan Produk Anak Bangsa Dengan asumsi Semen Grobogan saat ini memiliki kapasitas produksi semen sebesar 2,5 juta ton per tahun, dan dengan tingkat utilisasi kapasitas sebesar 50%, diperkirakan akan berdampak pada kenaikan penjualan semen INTP pada 2024. Hitungan dia, akuisisi ini akan menghasilkan total volume penjualan yang lebih tinggi, yakni mencapai 17,5 juta ton dari sebelumnya hanya 16,2 juta ton. Sementara untuk tahun ini, volume penjualan semen INTP diestimasikan meningkat sebesar 2% menjadi total 15,6 juta ton. Katalis pertumbuhan yang signifikan pada paruh kedua 2023 diperkirakan berasal dari permintaan di wilayah luar Jawa, khususnya Kalimantan.
Baca Juga: Semen Indonesia dan Pertamina Lubricants Berkolaborasi Kembangkan Pelumas Industri Gibran menyematkan rekomendasi
buy saham INTP dengan target harga Rp 12.500 per saham. Saat ini, saham INTP diperdagangkan dengan valuasi menarik, berada pada EV/EBITDA 2024 sebesar 7,2 kali, ditambah dengan potensi
dividend yield yang mencapai 6,0%. “INTP memiliki potensi rencana perluasan pangsa pasar hingga ke luar Jawa, dengan fokus khusus di Kalimantan,” tulis Gibran. Namun, potensi risiko terhadap rekomendasi ini termasuk rendahnya harga jual rata-rata alias
average selling price (ASP) dan melemahnya permintaan domestik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli