KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Andreyah Garland, seorang single parent berusia 44 tahun, membeli senapan pada bulan Mei untuk perlindungan dirinya dan keluarga di kota kuno Fishkill, New York. Dia bergabung dengan klub senjata lokal yang baru dan berkembang pesat untuk belajar menembak. Sejak itu, dia mengajukan izin kepemilikan pistol dan terus-menerus berburu amunisi yang semakin langka. Dia bahkan rela melakukan tiga perjalanan setiap minggu ke Walmart setempat. “Mereka selalu kehabisan amunisi,” katanya kepada Reuters. Keputusan Garland untuk mengangkat senjata sebagian didorong oleh berita yang mengganggu tentang pandemi virus corona, kerusuhan sosial atas pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam dan Pemilu yang berpotensi diperebutkan sehingga dikhawatirkan bisa memicu aksi kekerasan.
Penjualan senjata AS melonjak di tengah pandemi, kerusuhan sosial, kecemasan pemilu
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Andreyah Garland, seorang single parent berusia 44 tahun, membeli senapan pada bulan Mei untuk perlindungan dirinya dan keluarga di kota kuno Fishkill, New York. Dia bergabung dengan klub senjata lokal yang baru dan berkembang pesat untuk belajar menembak. Sejak itu, dia mengajukan izin kepemilikan pistol dan terus-menerus berburu amunisi yang semakin langka. Dia bahkan rela melakukan tiga perjalanan setiap minggu ke Walmart setempat. “Mereka selalu kehabisan amunisi,” katanya kepada Reuters. Keputusan Garland untuk mengangkat senjata sebagian didorong oleh berita yang mengganggu tentang pandemi virus corona, kerusuhan sosial atas pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam dan Pemilu yang berpotensi diperebutkan sehingga dikhawatirkan bisa memicu aksi kekerasan.