KONTAN.CO.ID - HERZOGENAURACH. Adidas telah menjual sepatu Yeezy terakhir yang masih ada pada kuartal keempat tahun 2023. Ini menandai berakhirnya proses likuidasi stok dari lini sepatu yang sangat menguntungkan tersebut. Yeezy dikembangkan rapper Ye setelah pemutusan hubungan pada Oktober 2022.

Adidas berusaha untuk menutup produksi Yeezy ini sejak komentar anti-Semitik publik yang dilontarkan oleh Ye, yang sebelumnya dikenal sebagai Kanye West. Keduanya mengakhiri kemitraan tersebut dan menyebabkan pendapatan perusahaan tergerus serta merugi pada tahun 2023.

Perusahaan ini merasakan dampak dari kehilangan Yeezy terutama di Amerika Serikat, di mana sepatu-sepatu tersebut sangat populer. Dalam laporan yang dirilis pada hari Rabu (5/3), Adidas mengungkapkan, penjualan di Amerika Utara turun 2% pada tahun 2024, yang sepenuhnya disebabkan penurunan signifikan penjualan Yeezy.

Forum KB Bank Bedah Dinamika Ekonomi 2026 dan Tantangan Geopolitik

Baca Juga: 10 Rekomendasi Sepatu Adidas untuk Hadiah Akhir Tahun 2024, Cek Daftarnya!

Adidas mulai menjual stok Yeezy yang tersisa pada Mei 2023, dengan janji untuk mendonasikan sebagian hasil penjualannya ke organisasi-organisasi yang melawan anti-Semitisme, termasuk Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (Anti-Defamation League).

Adidas melaporkan telah menjual sepatu Yeezy senilai € 650 juta sekitar US$ 696 juta pada tahun lalu, dengan keuntungan sekitar € 200 juta.

Namun, angka ini turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya, di mana Adidas menghasilkan pendapatan € 750 juta dari stok Yeezy, dengan laba operasi mencapai € 300 juta.

CEO Adidas, Bjorn Gulden, mengungkapkan perusahaan telah menyisihkan € 260 juta untuk sumbangan amal dari hasil penjualan Yeezy. Jumlah ini setara dengan sekitar setengah dari laba operasi yang dihasilkan Adidas dari penjualan sepatu Yeezy pada tahun 2023 dan 2024.

"Dari jumlah tersebut, € 200 juta disimpan dalam sebuah yayasan yang didirikan oleh Adidas, sementara € 60 juta telah disalurkan ke organisasi-organisasi amal," kata Gulden.