KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah merebaknya wabah pandemi Covid-19, permintaan sepeda dikabarkan melonjak. Bahkan beberapa toko sepeda mengaku kewalahan melayani pembeli yang datang. Tak hanya itu, layanan servis dan penjualan sparepart sepeda tak mampu dilayani. Michael, pemilik Toko Sepeda Maju Royal, Tangerang mengatakan bahwa hingga kini toko hanya melayani penjualan sepeda saja. Kalau sebelumnya dirinya masih menanggapi pelanggan yang datang untuk mereparasi sepedanya, kini, ia menyerahkan kepada bengkel sepeda lainnya. "Sampai sekarang untuk servis dan beli sparepart tidak dilayani sampai waktu yang belum ditentukan," ujar Michael kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/6). Baca Juga: Peminat membeludak, Kemenhub: Sepeda harus diatur Michael yang membuka toko hingga pukul 01.00 pagi itupun tak menyangka kian hari permintaan sepeda meningkat. "Mungkin orang berlomba-lomba ingin sehat saat pandemi. Dan olahraga yang pas saat ini menurut saya memang sepeda. Karena bisa menjaga jarak dan dapat dilakukan dimana saja, termasuk sekitar rumah,” kata Michael. Sembari melayani pembeli, Michael bilang penjualan sepeda didominasi sepeda lipat. Katanya, jenis sepeda ini praktis dibawa dan bisa digunakan untuk semua kalangan. Disamping itu, saat ini toko hanya fokus melayani penjualan sepeda. Sementara untuk penjualan komponen sepeda seperti rem, ban, velg, stang, dan lainnya tidak diladeni. Alasannya, pasokan sparepart sangat terbatas dari pabrikan. Tidak hanya itu, Michael juga berujar tak melayani perbaikan sepeda di toko. Pasalnya untuk perbaikan sepeda butuh waktu berjam-jam dan ketelatenan. Untuk itu, layanan servis dan sparepart ditiadakan hingga waktu yang tak dapat ditentukan. Nah, agar tak mengecewakan pelanggan, untuk servis sepeda atau pembelian sparepart, Michael menyarankan pelanggan ke beberapa bengkel atau toko sepeda yang tak jauh dari tempatnya. “Saya juga tidak mau serakah. Banyak bengkel sepeda sekitar sini yang tak tersorot, ke sanalah saya giring pelanggan,” beber Michael lagi.
Penjualan sepeda meningkat, pemilik toko sepeda kewalahan layani konsumen
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah merebaknya wabah pandemi Covid-19, permintaan sepeda dikabarkan melonjak. Bahkan beberapa toko sepeda mengaku kewalahan melayani pembeli yang datang. Tak hanya itu, layanan servis dan penjualan sparepart sepeda tak mampu dilayani. Michael, pemilik Toko Sepeda Maju Royal, Tangerang mengatakan bahwa hingga kini toko hanya melayani penjualan sepeda saja. Kalau sebelumnya dirinya masih menanggapi pelanggan yang datang untuk mereparasi sepedanya, kini, ia menyerahkan kepada bengkel sepeda lainnya. "Sampai sekarang untuk servis dan beli sparepart tidak dilayani sampai waktu yang belum ditentukan," ujar Michael kepada Kontan.co.id, Sabtu (27/6). Baca Juga: Peminat membeludak, Kemenhub: Sepeda harus diatur Michael yang membuka toko hingga pukul 01.00 pagi itupun tak menyangka kian hari permintaan sepeda meningkat. "Mungkin orang berlomba-lomba ingin sehat saat pandemi. Dan olahraga yang pas saat ini menurut saya memang sepeda. Karena bisa menjaga jarak dan dapat dilakukan dimana saja, termasuk sekitar rumah,” kata Michael. Sembari melayani pembeli, Michael bilang penjualan sepeda didominasi sepeda lipat. Katanya, jenis sepeda ini praktis dibawa dan bisa digunakan untuk semua kalangan. Disamping itu, saat ini toko hanya fokus melayani penjualan sepeda. Sementara untuk penjualan komponen sepeda seperti rem, ban, velg, stang, dan lainnya tidak diladeni. Alasannya, pasokan sparepart sangat terbatas dari pabrikan. Tidak hanya itu, Michael juga berujar tak melayani perbaikan sepeda di toko. Pasalnya untuk perbaikan sepeda butuh waktu berjam-jam dan ketelatenan. Untuk itu, layanan servis dan sparepart ditiadakan hingga waktu yang tak dapat ditentukan. Nah, agar tak mengecewakan pelanggan, untuk servis sepeda atau pembelian sparepart, Michael menyarankan pelanggan ke beberapa bengkel atau toko sepeda yang tak jauh dari tempatnya. “Saya juga tidak mau serakah. Banyak bengkel sepeda sekitar sini yang tak tersorot, ke sanalah saya giring pelanggan,” beber Michael lagi.