KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan sepeda motor nasional dari Januari sampai Juli 2018 terus mengalami percepatan. Dari data Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI), penjualan sepeda motor mencapai 3,59 juta unit atau naik dari periode sama tahun lalu sebesar 3,23 juta unit. Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepeda motor Indonesia (AISI) mengatakan peningkatan ini disebabkan faktor membaiknya panen pada pertengahan tahun dibandingkan tahun lalu. Selain harga komoditas juga positif. "Kami positif tahun ini ada peningkatan penjualan sebesar 5% atau di atas 6 juta unit di domestik," kata Sigit kepada KONTAN, Jumat (7/9). Dari data AISI tahun lalu, penjualan mencapai 5,8 juta unit.
Sampai akhir tahun sentimen positif dari panen masih akan mendorong penjualan, terutama pada periode September dan Oktober. Selain itu momentum akhir tahun juga akan dimanfaatkan Agen Pemegang Merk (APM) untuk berpromosi. Hanya saja tantangan datang dari faktor pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Pada akhir Juli lalu, Sigit mengaku beberapa produsen seperti Honda sudah menaikan harga jual. Saat itu harga acuan masih sebesar Rp 14.400 per dollar AS. "Untuk saat ini kami masih mengamati kondisi nilai tukar rupiah ya. Kami harapkan daya beli masyarakat tetap stabil naik," katanya. Sedangkan untuk ekspor, Sigit mengaku akan ada peningkatan lebih tinggi ketimbang domestik. Pertumbuhannya akan
double digit dibanding tahun lalu. Dari data AISI, sepanjang tahun 2017 ekspor CBU sepeda motor mencapai 431.187 unit. Sedangkan di periode Januari sampai Juli 2018 sudah mencapai 313.965 unit. Sementara itu Marketing Director PT Astra Honda Motor (AHM), Thomas Wijaya mengatakan semester II biasanya akan positif. Apalagi secara presentase penjualan semester II biasanya mencapai 53% dari total penjualan tahunan. "Momentum akhir tahun dan juga harga komoditas yang stabil akan membuat penjualan kami bertumbuh," kata Thomas kepada KONTAN, Jumat (7/9). Thomas menjelaskan secara penjualan akan mencapai 4,5 juta sampai 4,6 juta unit untuk penjualan AHM. Tahun lalu penjualan AHM mencapai 4,3 juta unit atau menjadi penguasa pasar nasional. Menurutnya tantangan nilai tukar memang ada. Saat Juli lalu, model-model Vario, Scoopy dan PCX harganya naik Rp 100.000 untuk menyesuaikan kondisi. "September ini kami masih mengamati nilai tukar. Namun semangatnya masih ada agar rupiah bisa kuat dan daya beli konsumen tetap baik," katanya. Mengenai ekspor, Thomas mengaku secara penjualan CKD dan CBU akan meningkat. Bahkan pertumbuhannya bisa mencapai 50% atau mencapai 400 ribu unit. Tahun lalu penjualan dari dua bentuk ini mencapai 250.000 unit. "Saat ini penjualan kita diterima karena harganya kompetitif, model-model kendaraan seperti Beat, Vario dan lainya bisa diterima di negara tujuan," katanya.
Saat ini ekspor AHM mencapai Filipina, Vietnam, Taiwan, Malaysia, Kamboja, Bangladesh dan juga Jepang. Di Jepang model sport seperti Sonic, CB 150 R, CBR 250 R, Supra GTR dikirim dari pabrik Indonesia. Manager Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) Antonius Widiantoro mengaku untuk saat ini belum ada kenaikan harga jual. Untuk saat ini harga Yamaha tetap sama. "Harapan kami penjualan di semester 2 ini juga tren pertumbuhannya terus positif," kata Anton kepada KONTAN, Jumat (7/9). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Narita Indrastiti