Penjualan sepi, laba United Tractors masih laju



JAKARTA. Lesunya sektor komoditas tambang akibat terpaan krisis finansial global, berimbas pada penurunan volume penjualan alat berat PT United Tractors Tbk.

United Tractors melaporkan, hingga Juni lalu, volume penjualan alat berat merek Komatsu turun 2,3% menjadi 4.231 unit. Untuk merek UD Truck, penjualannya anjlok 55% menjadi 310 unit, dan truk Scania turut tergerus 21% menjadi 258 unit.

Gidion Hasan, Direktur Keuangan dan Administrasi United Tractors, menuturkan, turunnya harga batubara akibat krisis global dan pemberlakuan pajak ekspor bahan mineral, mengakibatkan lesunya permintaan alat berat. Ditambah makin ketatnya persaingan di antara para produsen alat berat.


Meski demikian, pendapatan bersih yang dikantongi perseroan dari lini bisnis ini tumbuh 9,1% menjadi Rp 14,26 triliun, pada kuartal II-2012. Unit bisnis mesin konstruksi itu menyumbang 46,6% terhadap pendapatan total United Tractors.

Dus, pada paro pertama tahun lalu, pendapatan perseroan naik 19,5% menjadi Rp 30,61 triliun. Kenaikan pendapatan itu mendongkrak laba bersih United Tractors sebesar 21,3% menjadi Rp 3,08 triliun pada periode yang sama.

Meski lesunya pasar komoditas tambang, terutama batubara, telah menggoyang laju penjualan alat berat, unit usaha tambang perseroan masih mampu tumbuh tinggi.

Anak usaha perseroan, PT Prima Multi Mineral dan PT Tuah Turangga Agung, mencetak penjualan total 3,05 juta ton batubara selama semester I-2012.

Volume penjualan itu meningkat 38% dibandingkan semester I-2011. Alhasil, pendapatan bersih dari unit usaha pertambangan United Tractors naik 29,3% menjadi Rp 3,52 triliun.

Unit bisnis kontraktor penambangan juga tumbuh. Anak usaha perseroan, PT Pamapersada Nusantara, mencetak pendapatan bersih Rp 12,83 triliun, naik 30,6% year-on-year.

erdongkrak peningkatan produksi batubara sebesar 12% menjadi 45,1 juta ton. Saham berkode UNTR stagnan di level Rp 21.150 per saham, Rabu (25/7).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ruisa Khoiriyah