KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Samsung Electronics Indonesia (SEI) dikenal sebagai vendor
smartphone yang mempunyai portofolio produk premium. Brand asal Korea Selatan ini optimistis memandang bisnisnya tahun ini. Direktur PT Samsung Electronics Indonesia Lee Kang Hyun mengutip riset lembaga Growth for Knowledge (GfK), baik segmen premium dan
middle-low tumbuh hingga dobel digit di 2017 kemarin. "Premium tumbuh sekitar 33% dan segmen menengah dan bawah tumbuh 19%, kami (Samsung) tumbuh diatas pertumbuhan pasar tersebut," ujarnya kepada Kontan.co.id, Minggu (18/3). Dari sisi volume, mengutip data Kementerian Perindustrian di 2016, produk ponsel impor kembali turun 36% dari tahun sebelumnya yang mencapai 18,5 juta unit dengan nilai US$ 775 juta. Sedangkan produksi ponsel dalam negeri terus tumbuh 36% dari tahun 2015 menjadi 68 juta unit.
Sementara 2017, impor ponsel turun menjadi 11,4 juta unit, sedangkan produksi ponsel di dalam negeri 60,5 juta unit untuk 34 merek, sebelas di antaranya adalah merek lokal. Lee menilai, melihat pertumbuhan perekonomian Indonesia yang baik dan tren gaya hidup konsumen dimana smartphone menjadi salah satu gadget wajib yang dimiliki. Samsung Electronics Indonesia memandang optimistis terhadap peluang di tahun 2018 ini yang terus tumbuh. "Tinggal tantangannya bagaimana di tahun 2018 engedukasi konsumen dalam memilih dan mengoptimalkan
smartphone nya," urai Lee. Sekadar informasi, minggu lalu Samsung baru saja merilis Samsung Galaxy S9 dan S9 Plus dengan rentang harga Rp 11,5 juta-Rp 14,5 juta. Sementara itu vendor
smartphone asal seperti LG juga merilis segmen produk yang sama yakni LG V30 Plus seharga Rp 10,49 juta. Sementara itu, berdasarkan laporan e-Marketer, pengguna aktif smartphone di Indonesia akan tumbuh dari 55 juta di 2015 menjadi 100 juta di 2018 ini. Hal itu akan membuat Indonesia sebagai pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat. Lain dengan Oppo, vendor asal China ini tak bosan-bosannya membidik segmen menengah (
middle range). Itulah sebabnya, vendor ponsel asal China ini masih betah mengeluarkan produk segmen tersebut.
Public Relations Manager PT. World Innovative Telecommunication (OPPO), Aryo Meidianto, mengatakan tren pasar
smartphone dengan harga Rp 3 juta-Rp 5 juta masih menjadi tren yang bertumbuh pesat di Indonesia di tahun ini. "Penyebabnya ialah para pengguna
smartphone low end mulai beralih ke smartphone yang lebih baik dari yang mereka miliki," ujar Aryo kepada Kontan.co.id, Minggu (18/3).
Selain itu pula produk middle range ini juga mendapatkan perhatian oleh konsumen produk premium. Biasanya, kata Aryo mereka menggunakan
smartphone middle range untuk perangkat keduanya. "Maka dari itu tidak heran bila segmen ini terus bertumbuh di indonesia," katanya. Ia memprediksi, setiap tahunnya akan terjadi perubahan dari pengguna
smartphone pemula, dimana pengguna
feature phone (ponsel biasa) yang akan mulai berpindah ke segmen diatasnya, terutama
middle range. "Untuk itu kami sendiri tidak bermain di
high-end, lima tahun ini jadi pembelajaran kami di Indonesia, kami merasa kuat pada segmen menengah. Maka dari itu kami banyak mengeluarkan produk untuk di segmen ini," terang Aryo. Secara strategi Oppo masih menerapkannya sama dengan 2017 lalu, perseroan tidak akan banyak meluncurkan perangkat di Indonesia. "Sama seperti tahun sebelumnya paling hanya 6 - 8 model, dan sesuai dengan pernyataan bahwa OPPO berhasil menguasai pasar kelas menengah maka kami akan mencoba bertahan pada segmen tersebut," pungkas Aryo. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi