KONTAN.CO.ID - Starbucks diperkirakan kembali mencatatkan penurunan penjualan toko pada kuartal IV-2024 pada rilis laporan keuangan Selasa (28/1/2025) ini. Jika prediksi ini benar, maka Starbucks mencatatkan penurunan penjualan berturut-turut dalam beberapa kuartal terakhir. Kondisi ini menjadi tantangan bagi investor yang menantikan upaya CEO baru, Brian Niccol, untuk memulihkan permintaan di jaringan kopi global tersebut. Niccol, yang telah menjabat selama empat bulan, telah memperkenalkan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kinerja Starbucks, yang tertekan akibat persaingan ketat dan melemahnya permintaan di pasar utama seperti Amerika Serikat dan China.
Baca Juga: Starbucks Akan PHK Karyawan Sebagai Bagian dari Upaya Pemulihan Bisnis Pada Oktober, Starbucks menangguhkan proyeksi keuangan tahun fiskal 2025. Strategi baru Niccol mencakup pengurangan waktu tunggu pelanggan di toko dan penerapan aturan yang mewajibkan pembelian untuk menggunakan fasilitas seperti toilet dan Wi-Fi. Selain itu, perusahaan juga mengumumkan pengurangan jumlah pegawai di tingkat manajemen dan fokus pada perbaikan operasional, termasuk memperpanjang jam operasional toko guna mencapai target waktu tunggu pelanggan kurang dari empat menit. Analis Stifel, Chris O'Cull, menyebut perubahan yang diterapkan Niccol dapat membawa pemulihan dalam hitungan kuartal. Baca Juga: Mulai 27 Januari, Starbucks Larang Penggunaan Fasilitas di Gerainya Tanpa Membeli "Perdebatan utama adalah apakah pengalaman pelanggan dan karyawan dapat ditingkatkan dengan cepat. Kami optimistis bahwa perubahan awal sudah menunjukkan dampak positif," ujarnya. Namun, analis memperkirakan kuartal ini belum menjadi periode yang menunjukkan hasil signifikan.