JAKARTA. Penjualan otomotif yang menjadi denyut nadi PT Astra International Tbk (ASII) terus mengalami perlambatan. Analis BNI Securities Thendra Chrisnanda mengatakan, perlambatan industri otomotif memang sudah terjadi semenjak awal tahun akibat dari pengetatan likuiditas Loan to Value (LTV) yang mendorong naiknya suku bunga.Thendra bilang, saat ini ASII banyak menghadapi tantangan karena era suku bunga murah sudah berakhir. BNI Securities memprediksi di Semester II ini masih akan ada kenaikan suku bunga Bank Indonesia alias BI rate sebanyak 25 basis poin hingga 50 basis poin. Sehingga, permintaan kendaraan bisa menurun karena kenaikan kredit kendaraan bermotor. Tekanan yang dihadapi ASII juga berasal dari mengetatnya persaingan industri otomotif terutama dari produk kendaraan roda empat. "Misalnya saja mulai banyaknya varian mobil Honda seperti Honda Mobilio yang juga menyasar segmen yang sama seperti Avanza dan Xenia," ujarnya. Hal ini membuat market share ASII kian tergerus.Hingga akhir tahun ini, Thendra memprediksi masih akan ada perlambatan penjualan otomotif ASII karena kenaikan suku bunga dan pembatasan mobil pribadi oleh pemerintah. Dia memperkirakan, penjualan ASII tak akan jauh dari tahun lalu yang sebanyak 1,22 juta unit mobil. Apalagi, saat ini unit usaha lainnya seperti perkebunan dan alat berat masih belum banyak berkontribusi positif. Namun, ASII bisa berharap ada perbaikan di harga komoditas sehingga penjualan dari PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bisa mengcover melemahnya sektor otomotif ASII. Untungnya, ASII punya beberapa strategi untuk memulihkan kinerjanya dalam jangka panjang. ASII kini mulai fokus ke bidang infrastruktur. Misalnya saja, ASII melalui anak usahanya PT Astratel Nusantara (Astratel) mengakuisisi 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, pengelola Pelabuhan Eastkal Supply Base di Kalimantan Timur. Akuisisi yang dilakukan tahun lalu itu, memiliki nilai investasi Rp 600 miliar. ASII juga tengah mengincar proyek pelabuhan lainnya pada tahun ini. "Ekspansi ASII di bisnis infrastruktur memang belum signifikan untuk sekarang, tetapi akan menjadi pendorong pendapatan di beberapa tahun mendatang.," ujarnya. Thendra memperkirakan pendapatan ASII tahun ini mencapai Rp 208 triliun dengan laba bersih Rp 20,6 triliun. Tahun lalu, pendapatan ASII sebesar Rp 193,9 triliun dengan laba bersih Rp 19,4 triiun. Thendra pun masih merekomendasikan Hold untuk saham ASII dengan target harga Rp 7.600 per saham. Harga ASII naik 1% ke level Rp 7.600 pada perdagangan Selasa (15/7).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan tertekan, rekomendasi hold untuk ASII
JAKARTA. Penjualan otomotif yang menjadi denyut nadi PT Astra International Tbk (ASII) terus mengalami perlambatan. Analis BNI Securities Thendra Chrisnanda mengatakan, perlambatan industri otomotif memang sudah terjadi semenjak awal tahun akibat dari pengetatan likuiditas Loan to Value (LTV) yang mendorong naiknya suku bunga.Thendra bilang, saat ini ASII banyak menghadapi tantangan karena era suku bunga murah sudah berakhir. BNI Securities memprediksi di Semester II ini masih akan ada kenaikan suku bunga Bank Indonesia alias BI rate sebanyak 25 basis poin hingga 50 basis poin. Sehingga, permintaan kendaraan bisa menurun karena kenaikan kredit kendaraan bermotor. Tekanan yang dihadapi ASII juga berasal dari mengetatnya persaingan industri otomotif terutama dari produk kendaraan roda empat. "Misalnya saja mulai banyaknya varian mobil Honda seperti Honda Mobilio yang juga menyasar segmen yang sama seperti Avanza dan Xenia," ujarnya. Hal ini membuat market share ASII kian tergerus.Hingga akhir tahun ini, Thendra memprediksi masih akan ada perlambatan penjualan otomotif ASII karena kenaikan suku bunga dan pembatasan mobil pribadi oleh pemerintah. Dia memperkirakan, penjualan ASII tak akan jauh dari tahun lalu yang sebanyak 1,22 juta unit mobil. Apalagi, saat ini unit usaha lainnya seperti perkebunan dan alat berat masih belum banyak berkontribusi positif. Namun, ASII bisa berharap ada perbaikan di harga komoditas sehingga penjualan dari PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) bisa mengcover melemahnya sektor otomotif ASII. Untungnya, ASII punya beberapa strategi untuk memulihkan kinerjanya dalam jangka panjang. ASII kini mulai fokus ke bidang infrastruktur. Misalnya saja, ASII melalui anak usahanya PT Astratel Nusantara (Astratel) mengakuisisi 100% saham PT Pelabuhan Penajam Banua Taka, pengelola Pelabuhan Eastkal Supply Base di Kalimantan Timur. Akuisisi yang dilakukan tahun lalu itu, memiliki nilai investasi Rp 600 miliar. ASII juga tengah mengincar proyek pelabuhan lainnya pada tahun ini. "Ekspansi ASII di bisnis infrastruktur memang belum signifikan untuk sekarang, tetapi akan menjadi pendorong pendapatan di beberapa tahun mendatang.," ujarnya. Thendra memperkirakan pendapatan ASII tahun ini mencapai Rp 208 triliun dengan laba bersih Rp 20,6 triliun. Tahun lalu, pendapatan ASII sebesar Rp 193,9 triliun dengan laba bersih Rp 19,4 triiun. Thendra pun masih merekomendasikan Hold untuk saham ASII dengan target harga Rp 7.600 per saham. Harga ASII naik 1% ke level Rp 7.600 pada perdagangan Selasa (15/7).Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News