KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar otomotif China menunjukkan performa kuat pada Oktober 2024, melampaui penjualan September. Namun, keuntungan terbesar dirasakan oleh merek lokal, sementara produsen asing, seperti Tesla, mengalami penurunan penjualan hingga 23% secara bulanan.
Dorongan Permintaan Konsumen China di Bulan Oktober
Libur
National Day Golden Week dan insentif pemerintah mendorong konsumen untuk membeli kendaraan pada Oktober.
Pemerintah China menawarkan subsidi hingga CNY20.000 (sekitar US$2.815) untuk program tukar tambah kendaraan lama, yang menarik minat konsumen.
Baca Juga: Nissan dan Mitsubishi Bentuk Joint Venture Layanan Mobil Otonom dan Baterai EV Mengutip
digitimes.com, berdasarkan laporan media lokal, tiga merek otomotif China teratas berdasarkan penjualan pada bulan Oktober adalah BYD, Chery Automobile, dan Geely Holding.
Dominasi Penjualan: BYD Memimpin
Data penjualan menunjukkan hanya tiga merek yang berhasil menjual lebih dari 200.000 unit pada bulan Oktober. BYD mencetak rekor baru dengan menjual 503.000 unit, meningkat 22% dari bulan sebelumnya dan 66% dari tahun lalu. Chery menyusul dengan penjualan 272.000 unit, dan Geely menempati posisi ketiga dengan 226.000 unit. Pencapaian BYD juga memberikan keuntungan bagi produsen semikonduktor Taiwan yang memasok komponen ke perusahaan tersebut.
Penurunan Penjualan Tesla dan Tantangan Bagi Produsen Asing
Sementara itu, Tesla mencatat penurunan penjualan di Oktober menjadi 68.000 unit, turun 23% dari bulan sebelumnya dan 5,3% secara tahunan. Tesla gagal memanfaatkan momen "emas" Oktober, tertinggal di tengah persaingan ketat dari merek lokal.
Baca Juga: Rolls-Royce Spectre: Mobil Listrik Berkelas dengan Sentuhan Kemewahan Tak Tertandingi Penurunan ini memunculkan kekhawatiran terkait kinerja Tesla di kuartal keempat, terutama mengingat China adalah pasar tunggal terbesar Tesla. Untuk mencapai pertumbuhan tahunan, Tesla perlu mengirimkan sekitar 520.000 kendaraan listrik (EV) pada kuartal keempat sebuah target yang ambisius. Selain itu, dari 15 merek teratas di China dalam hal penjualan grosir kendaraan energi baru (NEV) pada Oktober, 14 di antaranya adalah merek lokal, dengan Tesla menempati urutan kelima. Penjualan NEV yang melampaui penjualan kendaraan berbahan bakar bensin dalam beberapa bulan terakhir menambah tekanan bagi produsen asing, terutama yang didominasi oleh merek
joint-venture.
Tantangan Bagi Joint Venture Asing
Joint venture besar seperti Volkswagen dan Toyota juga tidak banyak merasakan dampak positif dari musim puncak penjualan “September Emas, Oktober Perak.” Meskipun ada penurunan harga, penjualan tetap turun. Pada September, penjualan ritel mobil bensin oleh merek-merek joint-venture turun 22% dari tahun sebelumnya, sementara penjualan NEV naik 10% dari bulan sebelumnya namun tetap turun 22% secara tahunan.
Baca Juga: Viral Tesla Cybertruck Kalahkan Lamborghini Aventador, Elon Musk Respons Begini Kebijakan pemerintah yang mendukung merek lokal mendorong performa kendaraan NEV buatan China, baik mobil listrik murni maupun plug-in hybrid. Seiring dengan pergeseran besar ke merek lokal dalam beberapa tahun terakhir, tren ini diperkirakan akan berlanjut.
Masa Depan Pasar Otomotif China dan Integrasi Teknologi Cerdas
Pengembangan teknologi cerdas di industri otomotif akan semakin memperkuat kemampuan mandiri China dalam pengembangan semikonduktor dan perangkat lunak otomotif.
Hal ini tidak hanya akan memperkokoh dominasi merek lokal tetapi juga menciptakan tantangan baru bagi Tesla dan produsen asing lainnya. Pada 2024, integrasi teknologi pintar di pasar otomotif China diprediksi semakin pesat, dengan ekosistem Huawei atau Xiaomi kemungkinan besar dipilih sebagai standar terpadu dalam mobilitas pintar di China.
Editor: Handoyo .