Penjualan Tumbuh Signifikan, Desakan Insentif Mobil Hybrid Makin Menguat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar mobil hybrid di Indonesia terus tumbuh di tengah berkembangnya era elektrifikasi. Wacana untuk memberlakukan insentif untuk mobil hybrid pun terus mencuat.

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales (pabrik ke diler) mobil hybrid tumbuh 46,08% year on year (yoy) menjadi 24.066 unit pada semester I-2024. Volume penjualan mobil hybrid lebih banyak ketimbang mobil listrik atau battery electric vehicle (BEV) yakni 11.944 unit, meski pertumbuhannya mencapai 104,1% yoy pada paruh pertama tahun ini.

Ketua I Gaikindo, Jongkie Sugiarto menilai, animo masyarakat terhadap mobil hybrid cukup tinggi. Biarpun  saat ini belum disuntik insentif, harga mobil hybrid tampak lebih terjangkau ketimbang mobil listrik. Mobil hybrid juga lebih unggul dari sisi kemampuan jarak tempuh serta memiliki tingkat efisiensi bahan bakar yang tinggi dan rendah emisi.


Tak ketinggalan, mobil hybrid juga dapat terus berkembang tanpa harus menunggu kehadiran infrastruktur charging station.

Baca Juga: Insentif Mobil Hybrid Perlu Dipercepat untuk Mendorong Transisi Energi

"Diharapkan penjualan mobil hybrid terus tumbuh dan pemerintah dapat memberikan insentif meski tidak harus sama seperti mobil listrik," jelas Jongkie, Selasa (30/7).

PT Toyota Astra Motor (TAM) menjadi penguasa pasar mobil hybrid. Secara umum, penjualan kendaraan elektrifikasi merek Toyota dan Lexus melonjak 74% yoy menjadi 19.158 unit pada semester I-2024. Dari jumlah tersebut, sebanyak 98% di antaranya berasal dari segmen mobil hybrid.

Bahkan, Toyota Kijang Innova Zenix HEV menjadi mobil hybrid terlaris di Indonesia sepanjang semester pertama lalu dengan penjualan 9.329 unit.

Marketing Director Toyota Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy mengatakan, capaian ini mencerminkan bahwa minat masyarakat terhadap berbagai pilihan teknologi kendaraan ramah lingkungan sangat tinggi. "Kami harap opsi produk dan teknologi kendaraan elektrifikasi yang tersedia makin banyak sehingga dapat menumbuhkan pasar di sisa tahun ini," ujar dia, Selasa (30/7).

Desakan insentif

Senada, Bob Azam, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) menilai, pemerintah harus segera memberikan insentif mobil hybrid agar pengembangan ekosistem mobil tersebut tidak terlambat di Indonesia.

"Jika terlambat, risiko untuk mengimpor mobil hybrid dari luar negeri semakin besar," kata dia, pekan lalu.

Dalam catatan KONTAN, sejauh ini baru Toyota, Suzuki, dan Wuling yang mampu memproduksi mobil hybrid di dalam negeri.

Di sisi lain, PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) mengaku tidak khawatir pangsa pasar mobil listriknya terganggu jika insentif mobil hybrid diberlakukan. Pada dasarnya Hyundai siap mematuhi dan menjalankan peraturan pemerintah terkait perkembangan industri otomotif nasional.

Baca Juga: Toyota Astra Motor Minta Pemerintah Percepat Insentif Mobil Hybrid

Justru, pihak Hyundai berharap pemerintah segera memberikan gambaran yang jelas mengenai ada atau tidaknya insentif untuk mobil hybrid. "Sebab, saat ini calon pembeli banyak yang bersikap wait and see. Mereka khawatir setelah membeli mobil baru, tidak lama kemudian harganya turun," ungkap Franciscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia, Selasa (30/7).

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita bilang, pihaknya terus mengkaji dan membahas insentif pajak untuk mobil hybrid secara rutin di lingkup internal.

"Insentif mobil hybrid terus kami hitung dan diskusikan secara internal, kemudian diusulkan ke instansi terkait terutama Kementerian Keuangan," pungkas dia, baru-baru ini.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih