KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk (INTP, anggota indeks
Kompas100 ini) meraih volume penjualan yang terbilang stagnan sampai semester-I tahun ini. Antonius Marcos,
Corporate Secretary INTP bilang perusahaan mencatatkan penjualan semen domestik sekitar 7,9% atau turun 1,7%
year on year (yoy) dibandingkan tahun lalu.
Baca Juga: Indocement (INTP) Optimistis Penjualan Semen Tiga Roda Bakal Lebih Baik "Secara umum, permintaan pasar domestik semester-1 tahun 2019 mengalami koreksi sebesar 2,3% dari periode yang sama tahun lalu," sebut Antonius kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8). Faktor dominan lainnya yang mempengaruhi baik secara langsung dan tidak langsung adalah pemilu nasional dan bulan puasa, libur lebaran, serta libur sekolah yang menunda banyak proyek. Namun secara total volume penjualan, kata Antonius, INTP terbantu dengan peningkatan volume penjualan
clinker domestik dan volume ekspor, sehingga secara total volume penjualan sedikit penguatan 0,7% di periode yang sama tahun lalu. Semester-I 2019 ini Indocement juga tirut andil dalam beberapa proyek infrastruktur seperti menyuplai semen tipe terbaru yaitu Slag Cement ke Proyek Pelabuhan Patimban. Semen Slag tersebut diklaim lebih
durable untuk pengecoran beton dalam air laut karena karakteristik yang
sulphate resistance dan cocok untuk pelabuhan atau Dam yg sedang banyak akan dibangun di Indonesia. Sayangnya Antonius belum dapat membeberkan target atau porsi jenis semen itu bagi penjualan perseroan, sebab saat ini INTP masih mencoba memperkenalkannya ke pasar dan volumenya masih kecil.
Baca Juga: Indocement Tunggal Prakarsa (INTP) akan gencar promosi tingkatkan penjualan Mengulik laporan penjualan semester-I 2019, segmen penjualan semen menjadi kontributor utama sales perseroan yakni sekitar Rp 6,51 triliun. Segmen produk ini juga bertumbuh tinggi 19% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 5,46 triliun. Sedangkan sisanya diisi oleh segmen beton siap pakai sebesar Rp 688,91 miliar di semester-I 2019, turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun kemarin Rp 801,89 miliar. Serta segmen tambang agregat yang menyumbang Rp 42,66 miliar di paruh pertama tahun ini atau turun 25% yoy dibandingkan tahun kemarin. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini