KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Volume penjualan batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (
ITMG) tercatat 4,1 juta ton di kuartal I 2021. Penjualan ini turun 29,3% dari penjualan batubara di kuartal pertama tahun 2020 yang mencapai 5,8 juta ton. Mengutip keterangan di laman resmi ITMG, jumlah ini terdiri atas penjualan batubara yang diekspor ke Jepang sebanyak 0,9 juta ton, disusul penjualan ke China sebanyak 0,8 juta ton, Bangladesh sebanyak 0,4 juta ton, Thailand sebanyak 0,4 juta ton, dan negara-negara lain di Timur dan Asia Tenggara. Sedangkan penjualan ke pasar domestik sebanyak 0,6 juta ton. Tidak hanya dari sisi penjualan, volume produksi ITMG juga mengalami koreksi. Dalam risetnya yang dipublikasikan Senin (17/5), analis BRIDanareksa Sekuritas Stefanus Darmagiri menyebut, ITMG membukukan volume produksi sebesar 4 juta ton sepanjang tiga bulan pertama 2021. Jumlah ini turun 14,1% dari realisasi produksi di periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,6 juta ton.
Baca Juga: Begini strategi bisnis Indo Tambangraya Megah (ITMG) di tahun ini Meski kinerja operasional mengalami penurunan di kuartal pertama 2021, ITMG diharapkan mengalami pemulihan produksi batubara dengan rasio pengupasan atau
stripping ratio (SR) yang lebih rendah pada kuartal ini. Seiring dengan kondisi cuaca yang menguntungkan, produksi batubara ITMG pada kuartal II 2021 diharapkan dapat meningkat 22,5% secara kuartalan menjadi 4,9 juta ton, dengan peningkatan berasal dari wilayah pertambangan Bharinto. ITMG juga berupaya lebih meningkatkan produksi dari tingkat optimal saat ini sebesar 4,9 juta ton. Sementara itu, setelah mencatat rasio pengupasan yang lebih tinggi yakni sebesar 11,5 kali di kuartal pertama 2021 lalu, rasio pengupasan ITMG diharapkan bisa lebih rendah menjadi sebesar 9,8 kali di kuartal kedua 2021. ITMG membukukan pendapatan sebesar US$ 284 juta pada tiga bulan pertama 2021, turun 9,3% secara kuartalan dan terkoreksi 22,3% secara yoy. Curah hujan yang tinggi menekan volume produksi batubara di sebagian besar wilayah pertambangan batubara milik ITMG. Di sisi lain, konstituen Indeks
Kompas100 ini melaporkan laba bersih sebesar US$ 42 juta, naik 173,2%secara yoy di kuartal I 2021 dan membaik dari kerugian bersih yang dialami pada kuartal keempat 2020 sebesar US$ 1 juta. Perbaikan
bottomline ini mencerminkanharga batubara yang lebih tinggi, yang menyebabkan harga jual batubara rata-rata atau
average selling price (ASP) yang kuat, naik 29,3% secara kuartalan dan meningkat 29,7% secara yoy. Adapula faktor normalisasi tarif pajak sebesar 25,7% pada kuartal pertama 2021, berbanding 65,4% pada kuartal pertama 2020. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham ITMG dengan target harga Rp 16.500 per saham (dari sebelumnya Rp 14.500). Hal ini mengingat laba bersih ITMG pada kuartal pertama 2021 yang lebih baik dari perkiraan, sehingga Stefanus memoles perkiraan laba bersih ITMG dengan menaikkan asumsi ASP batubara.
Tahun ini, ITMG diproyeksikan membukukan pendapatan senilai US$ 1,47 miliar, naik 5% dari proyeksi sebelumnya yang hanya US$ 1,40 miliar. Sementara proyeksi laba bersih juga naik 46,1%, dari semula US$ 95 juta menjadi US$ 139 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat