Penjualan turun, KOBX yakin semester II-2019 akan membaik



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX) mencatat kinerja menurun pada semester I-2019. Hanya saja distributor alat berat ini optimis kinerja bisa membaik di periode semester II-2019. Humas Soputro, Presiden Direktur PT Kobexindo Tractors Tbk menjelaskan Kobexindo terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dengan melakukan pembenahan baik secara kualitas maupun kuantitas penjualan secara berkesinambungan.

Baca Juga: Industri Pertambangan Lesu, Produksi Alat Berat Tahun 2019 Turun

“Dalam beberapa tahun terakhir kami selalu mencari peluang untuk menghadirkan produk-produk baru dan jasa penunjang seperti jasa pemeliharaan serta penjualan sparepart.” Jelas Humas Soputro, dalam keterangan resminya, Kamis (8/8). Strategi tersebut diambil, di tengah pelemahan permintaan alat berat sebagai dampak dari pelemahan harga komoditas tambang, seperti batu bara. Segmen bisnis lain yang dimiliki Perseroan menunjukkan kinerja yang positif Pada triwulan II-2019 Kobexindo membukukan pendapatan sebesar US$38,02 juta, melemah 9% dibandingkan perolehan pada periode yang sama tahun 2018 yakni US$ 41,78 juta.


Segmen penjualan alat berat menjadi kontributor utama pendapatan Perseroan dengan kontribusi sebesar 69,86%. Adapun laba bersih pada triwulan II-2019 tercatat US$ 1,06 juta. Sementara, itu KOBX juga membukukan pertumbuhan segmen pendapatan Suku Cadang sebesar 80,26% menjadi US$ 6,8 juta dibandingkan pendapatan periode yang sama tahun 2018 yakni US$ 3,8 juta. Pada kuartal II-2019, penjualan alat berat Kobexindo tercatat sebesar US$ 26,56 juta, melemah 23,10% dibandingkan periode yang sama tahun 2018 sebesar US$3 4,54 juta.

Baca Juga: Kobexindo Tractors (KOBX) Pacu Bisnis Truk

Penjualan alat berat KOBX didominasi oleh sektor tambang, terutama bersumber dari penjualan Doosan Excavator. Beberapa produk unggulan Doosan Excavator yang dipasarkan Perseroan adalah Doosan DX225, DX300, DX520 dan DX800. Produk Doosan DX520 menjadi lini produk dengan penjualan tertinggi dan menjadi salah-satu pemimpin pasar di kelas excavator 50 ton. Selain segmen penjualan alat berat, Kobexindo juga memiliki tiga segmen lainnya yakni: penjualan suku cadang, jasa perbaikan dan rental. Segmen penjualan suku cadang pada periode keuangan triwulan II-2019 tumbuh 80,26% menjadi US$ 6,80 juta sehingga tercatat sebagai segmen dengan pertumbuhan tertinggi. "Hal ini tidak lepas dari strategi Perseroan dengan memperkuat jasa perbaikan dan suku cadang untuk truk-truk kelas berat Mercedes-Benz," tambah Humas Soputro. Dengan pertumbuhan segmen di luar penjualan alat berat secara rata-rata sebanyak 41,53%, membuat kontribusi antara penjualan alat berat dan non penjualan alat berat bergeser dari 83% berbanding 17% pada triwulan I-2018 menjadi 70% berbanding 30% pada triwulan II-2019. Dimana kontribusi segmen penjualan suku cadang naik tajam dari 9,02% pada triwulan II-2018 menjadi 17,88% pada triwulan II-2019. “Strategi ini merupakan bagian dari mitigasi risiko bisnis yang kami terapkan untuk menghadapi pelemahan di sektor penjualan alat berat, khususnya sektor pertambangan. Rasio pendapatan antara tambang dan non tambang akan terus maksimalkan, agar dapat meredam dampak penurunan penjualan alat berat yang menjadi bisnis utama kami.” Jelas Humas Soputro. Humas Soputro menambahkan, Kobexindo optimistis bisnis penjualan alat berat akan membaik di paruh kedua 2019 sehingga angka pendapatan dapat menyamai kinerja tahun lalu.

Baca Juga: Produksi alat berat tak bertenaga di paruh pertama tahun ini Secara terpisah, Finance & Adm Director PT Kobexindo Tractors Tbk (KOBX), Martio, memproyeksikan penjualan di semester kedua tahun ini lebih baik dibandingkan semester pertama. Hal ini karena sudah melewati momentum Lebaran dan Pilpres. "Faktor lainnya, produsen batubara juga ingin meningkatkan produksi untuk mencapai target pendapatan, meski harga batubara masih melemah," kata Martio, kepada KONTAN, Kamis (8/8). Pada akhir 2019, KOBX mengincar pendapatan sama seperti tahun lalu. Di sepanjang tahun lalu, Kobexindo membukukan pendapatan senilai US$ 101,50 juta. "Selain lini bisnis penjualan alat berat, pendapatan disumbangkan oleh segmen service, sparepart dan rental," kata Martio.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini