JAKARTA. Di pengujung tahun 2013, bisnis distribusi alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) kian loyo. Ini terlihat dari penjualan alat berat merek Komatsu di November 2013 yang cuma 247 unit.Pencapaian itu menjadikan November 2013 sebagai bulan dengan penjualan ketiga terburuk dalam setahun terakhir. Level terburuk penjualan Komatsu terjadi di Desember 2012 dan Agustus 2013 yang masing-masing hanya 209 unit dan 211 unit.Catatan buruk penjualan di bulan November itu memadamkan optimisme atas bisnis alat berat UNTR. Pada September dan Oktober 2013, UNTR sempat agak sumringah lantaran penjualan Komatsu berangsur naik menjadi 322 unit dan 402 unit. Sayang, kenaikan itu ternyata bukan menjadi sinyal perbaikan.Secara umum, penjualan alat berat sepanjang Januari-November 2013 memang buruk. UNTR hanya bisa menjual 3.952 unit alat berat di periode itu, turun 34,06% year on year (yoy) dari sebelumnya 5.993 unit. "Pasarnya memang sedang melemah, tapi sudah sesuai dengan target full year kami yang sekitar 4.200 unit," kata Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, Jumat (27/12).Penyebab anjloknya penjualan alat berat UNTR tetap disebabkan oleh penurunan permintaan terutama dari sektor pertambangan batubara. Ini terlihat jelas dari merosotnya kontribusi sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR.Di sebelas bulan 2012, sektor pertambangan masih mampu menyokong 54% dari total penjualan Komatsu. Namun kontribusi itu merosot menjadi hanya 43% di periode sama tahun ini.Beruntung, penurunan permintaan dari pertambangan tak terjadi di tiga sektor penopang penjualan UNTR lain, seperti perkebunan, konstruksi dan kehutanan.Kontribusi segmen konstruksi malah meningkat cukup signifikan dari 16% di Januari-November 2012, menjadi 23% pada periode sama 2013. Penyerapan alat berat sektor perkebunan juga naik menjadi 26% dari 24%. Pun demikian dengan segmen kehutanan yang menjadi sebesar 8% dari sebelumnya 6%.Gabriella Maureen Natasha, analis Danareksa Sekuritas dalam risetnya menulis, melempemnya permintaan alat berat UNTR terutama dari sektor pertambangan diperkirakan berlanjut di 2014.Namun, Maureen memprediksi, UNTR bisa mencetak kenaikan penjualan alat berat tahun depan. Dia menghitung, penjualan Komatsu akan naik 7% menjadi 4.500 unit, dari tahun ini yang diprediksi 4.185 unit. Dia memprediksi EBITDA UNTR tahun 2014 mencapai Rp 10,75 triliun, naik dari tahun ini yang diperkirakan senilai Rp 10,47 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penjualan UNTR tersungkur di ujung tahun
JAKARTA. Di pengujung tahun 2013, bisnis distribusi alat berat PT United Tractors Tbk (UNTR) kian loyo. Ini terlihat dari penjualan alat berat merek Komatsu di November 2013 yang cuma 247 unit.Pencapaian itu menjadikan November 2013 sebagai bulan dengan penjualan ketiga terburuk dalam setahun terakhir. Level terburuk penjualan Komatsu terjadi di Desember 2012 dan Agustus 2013 yang masing-masing hanya 209 unit dan 211 unit.Catatan buruk penjualan di bulan November itu memadamkan optimisme atas bisnis alat berat UNTR. Pada September dan Oktober 2013, UNTR sempat agak sumringah lantaran penjualan Komatsu berangsur naik menjadi 322 unit dan 402 unit. Sayang, kenaikan itu ternyata bukan menjadi sinyal perbaikan.Secara umum, penjualan alat berat sepanjang Januari-November 2013 memang buruk. UNTR hanya bisa menjual 3.952 unit alat berat di periode itu, turun 34,06% year on year (yoy) dari sebelumnya 5.993 unit. "Pasarnya memang sedang melemah, tapi sudah sesuai dengan target full year kami yang sekitar 4.200 unit," kata Sara K Loebis, Sekretaris Perusahaan UNTR, Jumat (27/12).Penyebab anjloknya penjualan alat berat UNTR tetap disebabkan oleh penurunan permintaan terutama dari sektor pertambangan batubara. Ini terlihat jelas dari merosotnya kontribusi sektor pertambangan terhadap total penjualan alat berat UNTR.Di sebelas bulan 2012, sektor pertambangan masih mampu menyokong 54% dari total penjualan Komatsu. Namun kontribusi itu merosot menjadi hanya 43% di periode sama tahun ini.Beruntung, penurunan permintaan dari pertambangan tak terjadi di tiga sektor penopang penjualan UNTR lain, seperti perkebunan, konstruksi dan kehutanan.Kontribusi segmen konstruksi malah meningkat cukup signifikan dari 16% di Januari-November 2012, menjadi 23% pada periode sama 2013. Penyerapan alat berat sektor perkebunan juga naik menjadi 26% dari 24%. Pun demikian dengan segmen kehutanan yang menjadi sebesar 8% dari sebelumnya 6%.Gabriella Maureen Natasha, analis Danareksa Sekuritas dalam risetnya menulis, melempemnya permintaan alat berat UNTR terutama dari sektor pertambangan diperkirakan berlanjut di 2014.Namun, Maureen memprediksi, UNTR bisa mencetak kenaikan penjualan alat berat tahun depan. Dia menghitung, penjualan Komatsu akan naik 7% menjadi 4.500 unit, dari tahun ini yang diprediksi 4.185 unit. Dia memprediksi EBITDA UNTR tahun 2014 mencapai Rp 10,75 triliun, naik dari tahun ini yang diperkirakan senilai Rp 10,47 triliun.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News