Penolakan Terhadap Negara Palestina Mengancam Warga Israel dan Yahudi di Mana-mana



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada hari Kamis, dalam Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York City, Presiden Dewan Eropa Charles Michel menyampaikan bahwa penolakan terus-menerus terhadap negara bagi rakyat Palestina mengancam keamanan orang Israel dan Yahudi di seluruh dunia.

Michel menekankan pentingnya solusi dua negara untuk memastikan perdamaian yang berkelanjutan di wilayah tersebut.

Upaya Uni Eropa untuk Gencatan Senjata di Gaza

Michel menyatakan bahwa Uni Eropa sedang bekerja keras untuk mencapai gencatan senjata segera di Jalur Gaza. Dalam pidatonya, ia menegaskan bahwa keamanan Israel tidak dapat dicapai dengan mengorbankan perdamaian regional.


Baca Juga: Hingga Kamis (26/9), KBRI Beirut Sudah 3 Kali Lakukan Evakuasi WNI di Lebanon

“Kami menginginkan gencatan senjata segera sesuai dengan perintah Mahkamah Internasional. Uni Eropa bekerja untuk perdamaian yang abadi dalam kerangka solusi dua negara yang hidup berdampingan dengan bebas dan aman,” ujar Michel.

Ia juga menekankan bahwa serangan teroris yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober tahun lalu harus dikecam dengan tegas, sambil tetap menegaskan hak Israel untuk membela diri dalam kerangka hukum internasional dan prinsip proporsionalitas. Namun, Michel mengingatkan bahwa keamanan yang dicapai tanpa perdamaian adalah ilusi.

Hak Rakyat Palestina atas Sebuah Negara

Menurut Michel, rakyat Palestina memiliki hak yang sah untuk mendirikan negara mereka sendiri. Penolakan terhadap hak ini, katanya, hanya akan terus memperburuk ancaman terhadap keamanan Israel dan komunitas Yahudi di seluruh dunia.

“Tidak akan pernah ada keamanan yang langgeng tanpa perdamaian,” tambahnya. “Menyangkal hak Palestina atas negara mereka hanya akan memperpanjang ancaman keamanan bagi Israel dan Yahudi di seluruh dunia.”

Baca Juga: Isreal Tolak Seruan Gencatan Senjata dengan Hizbullah, Pilih Serang Beirut Lagi

Krisis Kemanusiaan di Sudan

Selain berbicara tentang konflik di Palestina dan Israel, Michel juga menyoroti krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Sudan.

Ia menyebut konflik di Sudan sebagai "bencana kemanusiaan besar" dan menegaskan komitmen Uni Eropa untuk terus menekan pihak-pihak yang berperang serta pendukung mereka agar mematuhi hukum kemanusiaan dan internasional.

Michel menegaskan bahwa Uni Eropa akan melanjutkan upayanya untuk mengakhiri konflik dan memastikan penghormatan terhadap hak asasi manusia di kawasan tersebut.

Editor: Handoyo .