Penonton sepi, FIFA dicecar



RIO DE JANEIRO. Perhelatan Piala Dunia Brasil masih saja menuai kritik. Setelah berlarut-larut dicecar soal pembangunan stadion yang molor, kali ini Asosiasi Sepakbola Internasional (FIFA) kembali menuai kritik. FIFA dicecar karena ada ratusan kursi penonton yang kosong.

Contoh, pada laga pertandingan antara Swiss-Ekuador yang berlangsung pada Minggu sore (15/6) di stadion Arena Brasilia. Hanya dua per tiga dari total kapasitas 72.500 kursi di Arena Brasilia yang diduduki penonton. FIFA menyatakan, pertandingan Swiss-Ekuador dihadiri 68.351 penonton.

Rumor beredar, di saat pertandingan Swiss-Ekuador berjalan, puluhan penonton masih berada di luar stadion. Mereka adalah penonton yang sudah memiliki tiket namun tidak bisa masuk karena ada perubahan posisi tempat duduk.


Beberapa jam menjelang pertandingan Argentina-Bosnia Herzegovina, Minggu malam, ratusan tiket masih belum laku terjual. Tiket pertandingan Argentina-Bosnia dijual seharga £80 per kursi. Contoh lain, pertandingan Iran-Bosnia yang digelar di pekan depan masih dijual secara online seharga £110 per tiket.

Namun, FIFA menepis anggapan bahwa banyak tiket yang belum laku. "Sebanyak 2,9 juta tiket pertandingan telah terjual di Piala Dunia Brasil. Yang tersisa hanya 9.327 tiket," klaim Jurubicara FIFA, mengutip The Independent, Senin (16/5).

Event Organizer (EO) perwakilan FIFA di tiap negara dinilai menjadi salah satu pemicu tidak terjualnya tiket pertandingan. FIFA menunjuk serta memberi jatah bagi EO tiap negara untuk menjual tiket. Yang jadi masalah, jatah tiket yang dipatok FIFA tidak tepat.

Misal, pada pertandingan antara Inggris-Italia, EO FIFA di Inggris sukses menjual ludes jatah tiket 2.500 bagi Hooligan. Di saat yang sama, perwakilan FIFA di Italia hanya menjual 200 kursi dan mengembalikan ratusan tiket ke FIFA. Padahal. sistem penjatahan tiket mengutamakan fans negara asal.

Sehari sebelum Piala Dunia digelar, konfigurasi tempat duduk pun berubah. Pemicunya, perubahan posisi tribun bagi media dan penataan peralatan siaran di 12 titik.

Editor: Dessy Rosalina