KONTAN.CO.ID - Semua kita sependapat bahwa, di samping penting bagi upaya mewujudkan generasi yang berkualitas, pendidikan tinggi merupakan fondasi bagi kemajuan sebuah bangsa, sehingga dapat bersaing di dunia. Untuk itu pemerintah Indonesia telah berusaha kuat untuk meningkatkan mutu pendidikan bangsa kita, dan memperluas akses pada pendidikan, termasuk pendidikan tinggi. Selama ini kita menyaksikan keberhasilan pemerintah dalam perluasan akses pendidikan itu, misalnya melalui program Kartu Indonesia Pintar (KIP), pendidikan inklusif bagi mereka yang berkebutuhan khusus, program digitalisasi sekolah dan perluasan akses pendidikan. Akses memperluas pendidikan menjadi sangat penting, khususnya ketika melihat kenyataan semakin bertambahnya jumlah siswa di Indonesia dan bonus demografi yang kelak akan menyediakan lebih banyak anak muda di negeri kita.
Dalam kaitan itu, dengan penuh semangat LSPR Institute of Communication & Business (Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR) senantiasa membantu usaha pemerintah dalam peningkatan angka partisipasi kasar (APK) khususnya APK perguruan tinggi (PT) masyarakat Indonesia yang masih berada di angka 31,16 persen di tahun 2022 (BPS, 2022), agar bisa meningkat lebih cepat. Guna mewujudkan peningkatan angka partisipasi belajar di PT, di antara usaha yang dilakukan selama beberapa tahun terakhir ini misalnya adalah, melaksanakan program blended learning, dan menyelenggarakan jurusan komunikasi kesehatan di tingkat pascasarjana (S2). Sementara itu, pada awal 2024 mendatang LSPR segera membuka program pendidikan tingkat doktoral (S3) komunikasi. Pelaksanaan program blended learning kini memang menjadi tren di berbagai negara di dunia. Hingga akhir 2023 ini, jumlah peserta didik program blended learning LSPR mencapai 1280 orang yang tersebar di berbagai daerah Indonesia. Terdapat pula sejumlah mahasiswa dari luar negeri seperti Jerman, Dubai, Qatar, Jepang, Malaysia dan Timor Leste. Melalui blended learning, mahasiswa dapat mengatur waktu belajar secara mandiri (misalnya dari rumah) dan hanya datang ke kampus bila diperlukan. Melalui pemanfaatan teknologi informasi yang ada, mahasiswa dapat mengakses materi belajar kapan saja dan di mana saja, sehingga memiliki fleksibilitas waktu dan ruang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun program doktoral komunikasi itu diinisiasi LSPR berhubung banyaknya minat calon mahasiswa, termasuk lulusan magister (S2) LSPR sendiri, yang selama beberapa tahun belakangan menyatakan keinginannya untuk memperoleh pendidikan setara S3 komunikasi di lembaga yang kredibel dan bermutu. Tentu saja akses kepada pendidikan mesti disertai peningkatan mutu, sebab tanpa kualitas yang baik maka akses itu bisa menjadi sia-sia. Syukurlah, upaya peningkatan mutu LSPR telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Di antaranya LSPR berhasil memperoleh predikat "Akreditasi Unggul" dari Badan Akreditasi Nasional - Perguruan Tinggi (BAN-PT), dan kembali meraih akreditasi dari British Accreditation Council (BAC), sebuah lembaga akreditasi internasional yang berbasis di Inggris, serta mengangkat dua profesor kelas dunia sebagai Adjunct Professor, yaitu Prof. Anne Gregory dan Prof. Mike Hardy – keduanya dari Inggris. Di samping itu, LSPR juga telah mendirikan London School Beyond Academy (LSBA) di Bali, meluncurkan Sustainable Development Goals (SDGs) Centre, dan LSPR Centre for China – Indonesia Studies (LSCCIS) yang menjadi pusat pembelajaran bahasa dan inovasi Tiongkok, serta melakukan pembinaan kewirausahaan mahasiswa melalui LSPR Centre for Entrepreneurship (CFE). Secara serius LSPR terus membantu usaha pemerintah dalam pemerataan dan peningkatan mutu pendidikan, sebagaimana diatur perundang-undangan yang mewajibkan pemerintah dan pemerintah daerah untuk memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang berkualitas bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Sejalan dengan niat "mencerdaskan kehidupan bangsa" (alinea ke-4 pembukaan UUD 1945), maka lembaga pendidikan seperti LSPR merasa terpanggil untuk turut serta membangun masyarakat yang terdidik dan cerdas. Terlebih pada masa sekarang, ketika akses pendidikan tinggi di dunia menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebuah studi tentang akses terhadap pendidikan tinggi yang dilaksanakan Badan PBB di bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan budaya (UNESCO) pada akhir 2020 lalu menunjukkan bahwa akses terhadap pendidikan tinggi di dunia meningkat dari 19 % pada tahun 2000 menjadi 38 % pada 2018. Yang paling menarik adalah bahwa, secara relatif di Asia Tenggara akses itu naik tiga kali lipat selama periode tersebut, diikuti Asia Tengah dan Selatan dengan peningkatan sebesar 189%. Beberapa negara lain di dunia yang angka lulusannya meningkat pesat, di antaranya adalah Albania (empat kali lipat); Iran (tiga kali lipat); dan Colombia (naik dari 5 % pada 2022 menjadi 25 % pada 2018). Wilayah Asia Tenggara, Amerika Latin dan Karibia telah mengalami peningkatan yang signifikan, masing-masing naik sekitar 30 poin dalam tingkat pendaftaran secara umum. Afrika Utara dan Asia Barat juga rata meningkat 25 poin, diikuti oleh Eropa dan Amerika Utara (22 poin), Asia Tengah dan Selatan, serta wilayah Pasifik (masing-masing 17 poin). Pentingnya Pendidikan Tinggi yang Bermutu Perkara perluasan akses pendidikan memang penting, khususnya karena adanya kewajiban negara, agar kita memiliki masyarakat terdidik dan cerdas, sebagaimana diamanatkan undang-undang. UUD 1945 pasal 31 ayat 1, misalnya, mengatakan bahwa, "setiap warga negara berhak mendapat pendidikan." Itu sebabnya pemerintah Indonesia telah mengupayakan kesempatan yang sama untuk pemerataan pendidikan, di antaranya melalui upaya pemerataan pendidikan Sekolah Dasar, wajib belajar sembilan tahun, dan sebagainya. Namun, tantangan bagi kita bukan hanya di tingkat dasar dan menengah, melainkan juga di level pendidikan tinggi, sejalan dengan kemajuan teknologi dan kian ketatnya persaingan global dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk di bidang industri dan pasar kerja. Dunia yang terus berubah, disertai oleh perkembangan teknologi di luar ekspektasi kita, dan masalah kompleks di bidang bisnis, lingkungan, dan politik terus menantang masyarakat kita. Pendidikan tinggi yang bermutu seperti LSPR mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan-tantangan itu dengan semangat dan tekad. Pendidikan perguruan tinggi lebih dari sekadar pengajaran di kelas, melainkan sebuah perjalanan menyeluruh (holistic) yang mengeksplorasi berbagai aspek individualitas, ketekunan, dan keterampilan. Kita tahu bahwa dari hasil pendidikan tinggi mahasiswa memperoleh gelar. Tetapi pendidikan bukan hanya soal gelar, melainkan sebuah fase penting agar siswa bisa hidup mandiri dan pandai mecahankan masalah. Di bangku kuliah (seperti LSPR) mahasiswa belajar cara berpikir yang sistematis, berkomunikasi, dan mentransformasikan potensi yang mereka miliki menjadi kenyataan. Itu salah satu sebab mengapa pendidikan tinggi penting. Sejalan dengan itu, lulusan perguruan tinggi yang bermutu akan mendapatkan banyak kesempatan lebih baik dalam banyak hal, di antaranya: • Kesempatan yang lebih luas dalam merengkuh pasar kerja, yang kini mengalami perubahan dramatis, khususnya terkait dengan pertumbuhan kecerdasan buatan (artificial intelligent – AI). Logis saja, sebab dalam persaingan pasar kerja yang keras, perusahaan aktif mencari kandidat dengan pendidikan yang komprehensif. Tidak cukup hanya memiliki gelar di bidang tertentu, kini pengusaha menginginkan kandidat yang berbicara dengan baik dan memiliki kecakapan yang kuat dalam komunikasi dan menulis. • Gaji yang lebih baik. Jamak terjadi di dunia kerja, bahwa mereka yang mempunyai gelar memperoleh gaji yang lebih tinggi ketimbang yang tidak memiliki gelar. Sejalan dengan itu, banyak perusahaan menginginkan kandidat yang memiliki pengetahuan yang luas — pengetahuan yang bisa melayani mereka dalam berbagai tantangan. Kandidat terkuat adalah mereka yang dapat menunjukkan hasil pendidikan tinggi yang solid, melintasi beberapa disiplin dan struktur. • Siswa belajar dengan lebih baik saat mereka memiliki pengalaman di luar kelas, dan penerapan apa yang dipelajari dapat dilengkapi dengan latihan praktik di dunia nyata melalui praktikum dan magang. Di lingkungan profesional itu lulusan bisa mempraktikkan teori-teori yang mereka pelajari di kelas. Dari situ mereka dapat menggunakan pengalamannya untuk mengembangkan minat sesuai dengan kesukaan (passion) masing-masing. • Beberapa perguruan tinggi seperti LSPR memberikan kesempatan yang luas bagi mahasiswa melakukan riset, baik secara mandiri maupun bersama dosen. Ini membawa manfaat besar bagi mahasiswa untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman sebelum menyelesaikan studi.
• Di samping berperan bagi kemajuan kampus tempatnya belajar dan perluasan jejaring bagi adik-adik mereka, para alumni sebuah perguruan tinggi sekaligus membawa kegunaan besar bagi komunitas mereka, misalnya melalui sumbangan ilmu dan pengetahuan mereka bagi masyarakat sekitarnya. Belajar di kampus seperti LSPR tidak hanya tentang mendapatkan gelar. Memang mahasiswa menghadiri kelas, melakukan riset dan mengikuti ujian di bawah bimbingan dosen-dosen yang mumpuni, tetapi di perguruan tinggi bermutu sekelas LSPR mahasiswa juga mempelajari cara berpikir baru dan memperoleh keterampilan pemecahan masalah. Di samping itu, manfaat lain dari kampus seperti LSPR adalah kesempatan bagi mahasiswa untuk studi di luar negeri.
Baca Juga: LSPR Institut Selenggarakan Program Doktoral Kelas Dunia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti