KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Untuk mewujudkan pembiayaan yang berkelanjutan, sektor perbankan perlu mengembangkan produk dan layanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pemberdayaan Credit Scoring dan penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bagi industri BPR/BPRS. Roberto Akyuwen, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 1 DKI Jakarta dan Banten (KR01), menjelaskan bahwa saat ini rasio kredit bermasalah di sektor perbankan melebihi batas ambang 5% sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020. Oleh karena itu, BPR/BPRS dituntut untuk menjadi lebih efisien dalam menjalankan proses bisnisnya, di mana digitalisasi menjadi salah satu fokus utama OJK KR01 dalam pengembangan industri BPR/BPRS yang terus menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.
Pentinya Penerapan Kecerdasan Buatan dan Credit Scoring dalam Pengembangan BPR/BPRS
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Untuk mewujudkan pembiayaan yang berkelanjutan, sektor perbankan perlu mengembangkan produk dan layanan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah melalui pemberdayaan Credit Scoring dan penerapan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) bagi industri BPR/BPRS. Roberto Akyuwen, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Regional 1 DKI Jakarta dan Banten (KR01), menjelaskan bahwa saat ini rasio kredit bermasalah di sektor perbankan melebihi batas ambang 5% sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang berlangsung sejak tahun 2020. Oleh karena itu, BPR/BPRS dituntut untuk menjadi lebih efisien dalam menjalankan proses bisnisnya, di mana digitalisasi menjadi salah satu fokus utama OJK KR01 dalam pengembangan industri BPR/BPRS yang terus menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.