KONTAN.CO.ID - Untuk mendukung aktivitas ekspansi dan investasi baru di industri manufaktur nasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menaruh fokus pada ketersediaan tenaga kerja yang produktif, kompeten, dan berdaya saing. Apalagi, saat ini sektor industri banyak membutuhkan sumber daya manusia (SDM) industri yang terampil dalam bidang digitalisasi dalam rangka bertransformasi menuju industri 4.0. “Kita harus siap untuk beradaptasi dengan paradigma baru yang dapat mengakselerasi kinerja industri nasional seperti upaya pelaksanaan hilirisasi industri, renewable energy, digitalisasi dalam Making Indonesia 4.0 serta peningkatan SDM industri nasional,” kata Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI) Kemenperin, Masrokhan di Surabaya, Kamis (27/7). Kemenperin memproyeksi, rata-rata penambahan kebutuhan tenaga kerja di sektor industri sebanyak 600-700 ribu orang per tahun. “Melalui unit pendidikan vokasi dan lembaga pelatihan yang kami miliki, kami menargetkan untuk memenuhi hingga 30% dari total kebutuhan SDM industri tersebut,” ujarnya.
Sejalan target tersebut, dalam upaya membangun SDM industri yang unggul hingga kancah global, BPSDMI telah menyelenggarakan program pendidikan dan pelatihan vokasi, baik bagi angkatan kerja maupun calon angkatan kerja nasional. “Diperlukan upaya terkoordinasi untuk meningkatkan daya saing dan produktivitas industri melalui penyiapan tenaga kerja industri yang kompeten, yaitu pembangunan sistem pendidikan dan pelatihan vokasi yang dapat menjembatani kebutuhan industri dengan kompetensi yang dihasilkan,” ungkap Masrokhan. Upaya koordinasi itu diwujudkan dalam penyelenggaraan Rakornas BPSDMI pada tahun ini yang mengangkat tema “SDM Industri 4.0: Kompeten dan Berdaya Saing Global”. Kegiatan Rakornas ini mempertemukan seluruh satuan kerja di bawah naungan BPSDMI (Balai Diklat Industri, SMK, Politeknik, dan Akademi Komunitas), stakeholder dan mitra industri, Pemerintah Daerah Jawa Timur, serta mitra SMK di Jawa Timur. “Untuk memperluas jejaring dan ruang lingkup kerja sama dengan industri, dalam Rakornas dilakukan penandatanganan MoU antara BPSDMI dengan beberapa mitra industri, yaitu PT. Mayora, PT. Petrokimia Gresik, dan PT. Denso,” papar Masrokhan. Selain itu, terdapat pula beberapa penandatanganan MoU antara satuan kerja BPSDMI dengan mitra industri lainnya. Kerja sama yang dijalin antara BPSDMI, unit pendidikan dan pelatihan vokasi, mitra industri, serta mitra kerja luar negeri selama ini telah menghasilkan berbagai output yang menjadi success story program pengembangan SDM industri. Salah satu implementasi dari kerja sama tersebut adalah penyerahan hibah berupa perangkat virtual reality dengan total 10 unit oleh PT Petrokimia Gresik dan Konsulat Jenderal Amerika yang dilakukan dalam Rakornas BPSDMI tahun ini. Sebagai bentuk apresiasi atas kinerja unit pendidikan dan pelatihan vokasi serta atas dukungan para mitra industri, BPSDMI Kemenperin memberikan penghargaan bagi SMK-SMTI Padang sebagai SMK Terbaik, Politeknik STTT Bandung sebagai Politeknik Terbaik, BDI Yogyakarta sebagai BDI Terbaik dan enam mitra industri terbaik yaitu PT. Sumber Masanda Jaya, PT. Winners International, PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), PT. Indonesia Morowali Industrial Park, PT. Mayora Indah Tbk, dan PT. Sri Rejeki Isman Tbk. Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menperin. Pada kesempatan tersebut, Menperin juga melakukan penandatanganan prasasti untuk meresmikan gedung unit-unit pendidikan vokasi, yakni AK-Tekstil Solo, Politeknik APP Jakarta, Politeknik ATI Padang, Politeknik STTT Bandung, dan SMK-SMAK Padang. Selain itu, BPSDMI juga menghadirkan seluruh unit pendidikan dan pelatihan vokasi beserta mitra industri dan mitra kerja luar negeri untuk melakukan showcase dalam bentuk pameran. “Mitra-mitra tersebut telah mendukung unit pendidikan dan pelatihan kami dalam menyelenggarakan program pengembangan vokasi selama ini,” lanjut Masrokhan.
Pameran menampilkan program kerja, kurikulum, dan teknologi pendidikan yang digunakan unit pendidikan dan pelatihan vokasi BPSDMI, serta beberapa produk hasil teaching factory dan inkubator bisnis. “Salah satu tujuan dari pameran ini adalah untuk mendukung kebijakan BPSDMI saat ini, yaitu One Vocational Unit, One Great Achievement. Kebijakan ini bertujuan mendorong unit pendidikan dan pelatihan vokasi untuk memiliki minimal satu pencapaian besar yang dapat dibanggakan dalam berbagai bidang,” jelas Masrokhan.
Baca Juga: Kemenperin-JICA Bersinergi Pacu Industri Motor Listrik di Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti