Penumpang Batavia Air terlantar



SLEMAN. Pasca pengumuman pailit maskapai penerbangan Batavia Air membuat calon penumpang maskapai penerbangan Batavia Air menumpuk di Bandara Adi Sucipto, pada Kamis (31/1) pagi.

Mereka yang hendak menggunakan maskapai penerbangan itu terlihat memadati bandara tanpa ada kejelasan mengenai status keberangkatan mereka.

"Saya juga tidak tahu, dan kabar pailit juga baru tahu," jelas Rendy, seorang calon penumpang.


Belum ada informasi resmi dari pihak maskapai terkait kondisi tersebut. Sementara para calon penumpang berharap segera ada kejelasan. Terlebih beberapa diantaranya sudah memiliki tiket.

Diberitakan sebelumnya, perusahaan penerbangan PT Metro Batavia (Batavia Air) menghadapi ujian berat lantaran digugat pailit oleh perusahaan penyewaan pesawat (leasing) ILFC atas utang US$ 4,69 juta yang berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat.

Perjanjian tersebut dibuat pada Desember 2009 dan berlaku hingga Desember 2015. Namun, Desember 2012, Batavia Air belum juga membayar sewa dari tahun pertama.

Gugatan pailit pihak ILFC itu terjadi setelah Batavia Air batal diakuisisi oleh penerbangan asal Malaysia, AirAsia.

Selain ILFC, Batavia Air juga dilaporkan memiliki tagihan terhadap Sierra Leasing Limited yang berasal dari perjanjian sewa-menyewa pesawat.

Utang yang jatuh tempo pada 13 Desember 2012 tersebut dilaporkan sebesar US$ 4,94 juta. Dari dua kreditur ini saja, Batavia Air memiliki total utang jatuh tempo sebesar 9,63 juta dollar AS.

Pada Oktober 2012, melansir kajian dari OSK Research Sdn Bhd, Batavia Air disinyalir memiliki utang hingga 40 juta dollar AS. Bahkan, OSK Research menyatakan Batavia Air adalah perusahaan yang sakit dan rencana akuisisi AirAsia adalah hal yang tidak masuk akal.  (Sanusi/Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Asnil Amri