Penundaan Brexit jadi obat kuat bagi poundsterling



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penundaan Brexit hingga 31 Oktober membuat poundsterling menguat terhadap rival utamanya dollar Amerika Serikat (AS).

Mengutip Bloomberg di pasar spot, Jumat (12/4), pasangan GBP/USD tercatat menguat 0,12% ke level 1,3074.

Analis PT Rifan Financindo Berjangka Puja Purbaya Sakti mengatakan, setelah Uni Eropa menyetujui penundaan Brexit hingga 31 Oktober 2019, poundsterling bergerak menguat.


"Kebanyakan para pemimpin Eropa ingin memberikan perpanjangan yang lebih lama untuk mencegah terjadinya perubahan tenggat waktu dan pertemuan tingkat tinggi yang berulang-ulang," kata Puja, Sabtu (13/4). 

Namun, di satu sisi Presiden Prancis Emmanuel Macron mengambil garis keras dan memaksakan perpanjangan waktu yang lebih pendek.

"Dia juga ingin mengenakan kondisi-kondisi tertentu supaya bisa mencegah gangguan dari Inggris selama periode penantian perpanjangan Brexit," kata Puja.

Namun, pada akhirnya Inggris tetap menjadi anggota penuh Uni Eropa termasuk berpartisipasi dalam pemilihan Parlemen Eropa di akhir Mei.

"Presiden Dewan Eropa Donald Tusk meminta Inggris tidak membuang-buang waktu sekali ini dan juga mengatakan bahwa Inggris bisa menolak artikel 50 dan membatalkan Brexit sama sekali," lanjut Puja.

Sementara, dollar AS melemah karena terus terdesak tren minat terhadap aset berisiko karena munculnya pemberitaan perang dagang AS dan China dan juga AS dengan Uni Eropa.

Selain itu, poundsterling semakin bertenaga di hadapan dollar AS karena padangan yang bercampur untuk hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) semakin meneguhkan bahwa sikap netral dari The Fed di bulan-bulan yang akan datang akan membawa turun dollar AS.

Puja memaparkan pergerakan GBP/USD untuk Senin (15/4) bergantung pada rilis indikator ekonomi DE Bundesbank Monthly Report. Data tersebut adalah laporan bulanan Bundesbank yang membahas topik ekonomi, termasuk kebijakan moneter dan berbagai isu kebijakan keuangan dan ekonomi.

"Jika laporan yang disampaikan cukup hawkish maka akan menguntungkan mata uang euro dan bisa memberikan sentimen positif bagi pergerakan poundsterling," kata Puja.

Selanjutnya, pukul 19.30 juga akan dirilis indikator ekonomi US NY Empire State Manufacturing Index APR yang diprediksi akan meningkat signifikan dari 3,7 menjadi 6,7. Naiknya jumlah total dari indeks manufaktur The Empire State yang meninjau tingkat relatif situasi usaha umum di New York State berdasarkan survei terhadap sekitar 200 perusahaan manufaktur di wilayah New York State ini akan berdampak favorable bagi dollar AS sehingga akan memberikan sentimen negatif bagi pergerakkan poundsterling pada perdagangan berikutnya.

Secara teknikal Puja menganalisis indikator Moving Average Exponential (EMA) mengecil dengan arah kurs naik, kemudian pada Vortex Indicator (VI) dengan kondisi Blue over red yang melebar dimana arah kurs berpotensi naik. Selanjutnya pada indikator True Strengh Indicator (TSI) berada di area -4 yang menunjukkan kurs kurang kuat turun.

Dengan begitu, Puja memproyeksikan secara umum GBP/USD berpotensi lanjutkan penguatan dan Puja merekomendasikan buy selama harga diatas 1,3070. Rentang resistance berada di 1,3123-1,3170-1,3254 dan rentang support berada di 1,3039-1,3001-1,2918.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi