JAKARTA. Pemerintah menunda kenaikan royalty batubara. Atas penundaan itu Direktur Utama PT Pesona Khatulistiwa, Jeffrey Mulyono mengaku menyambut baik keputusan pemerintah. Namun dia berharap pemerintah tidak lagi membahas mengenai kenaikan royalti batubara ini. "Kami usul pemerintah jangan membahas hal tersebut lagi karena jika dilakukan akan banyak perusahaan bangkrut dan akan banyak pekerja nantinya yang dirumahkan. Kami berharap pemerintah tidak akan menaikan royalti batubara. Kalau industri sudah bagus, baru dipikirkan,"ujar Jeffry pada KONTAN Minggu (26/7). Selain masalah kenaikan tarif royalti, Jeffry juga menyebut para pengusaha mengharapkan pemerintah tidak melakukan pungutan ekspor sebagai uang muka pembayaran karena aturan tersebut tidak tepat saat ini bagi kondisi perusahaan saat ini. Secara nasional produksi batubara sudah dibawah 19% yang diikuti dengan penurunan harga batubara yang sudah jatuh sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara industri, sepanjang semester I sudah turun sebesar 40%. PT Pesona Khatulistiwa pada akhir tahun diprediksi akan mengalami penurunan produksi hingga mencapai 26% dibandingkan tahun lalu. "Maka dari itu, sekarang seharusnya prihatin. Pemerintah dan sektor industri harus duduk bersama-sama,"ujarnya. Jeffry juga menyebut bahwa usulan BI agar perusahaan batubara melakukan transaksi mengguna rupiah bukanlah usulan yang tepat. Asosiasi telah melayangkan surat kepada BI agar kebijakan tersebut ditinjau ulang karena menyulitkan para pengusaha batubara. Seperti diketahui pemerintah menunda rencana kenaikan tarif royalti perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) batubara. Menteri ESDM, Sudirman Said menyatakan penundaan dilakukan karena kondisi pasar batubara yang sedang drop. "Saya dan Menteri keuangan bersepakat untuk tunda dulu peningkatan royalti batubara.,"kata Sudirman pada Jumat (24/7). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penundaan kenaikan royalty batubara disambut baik
JAKARTA. Pemerintah menunda kenaikan royalty batubara. Atas penundaan itu Direktur Utama PT Pesona Khatulistiwa, Jeffrey Mulyono mengaku menyambut baik keputusan pemerintah. Namun dia berharap pemerintah tidak lagi membahas mengenai kenaikan royalti batubara ini. "Kami usul pemerintah jangan membahas hal tersebut lagi karena jika dilakukan akan banyak perusahaan bangkrut dan akan banyak pekerja nantinya yang dirumahkan. Kami berharap pemerintah tidak akan menaikan royalti batubara. Kalau industri sudah bagus, baru dipikirkan,"ujar Jeffry pada KONTAN Minggu (26/7). Selain masalah kenaikan tarif royalti, Jeffry juga menyebut para pengusaha mengharapkan pemerintah tidak melakukan pungutan ekspor sebagai uang muka pembayaran karena aturan tersebut tidak tepat saat ini bagi kondisi perusahaan saat ini. Secara nasional produksi batubara sudah dibawah 19% yang diikuti dengan penurunan harga batubara yang sudah jatuh sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Secara industri, sepanjang semester I sudah turun sebesar 40%. PT Pesona Khatulistiwa pada akhir tahun diprediksi akan mengalami penurunan produksi hingga mencapai 26% dibandingkan tahun lalu. "Maka dari itu, sekarang seharusnya prihatin. Pemerintah dan sektor industri harus duduk bersama-sama,"ujarnya. Jeffry juga menyebut bahwa usulan BI agar perusahaan batubara melakukan transaksi mengguna rupiah bukanlah usulan yang tepat. Asosiasi telah melayangkan surat kepada BI agar kebijakan tersebut ditinjau ulang karena menyulitkan para pengusaha batubara. Seperti diketahui pemerintah menunda rencana kenaikan tarif royalti perusahaan pemegang izin usaha pertambangan (IUP) batubara. Menteri ESDM, Sudirman Said menyatakan penundaan dilakukan karena kondisi pasar batubara yang sedang drop. "Saya dan Menteri keuangan bersepakat untuk tunda dulu peningkatan royalti batubara.,"kata Sudirman pada Jumat (24/7). Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News