Penundaan tender memperberat kinerja Phapros hingga kuartal III 2019



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan farmasi, PT Phapros Tbk (PEHA) mencatatkan penjualan yang positif hingga kuartal III 2019. Berdasarkan laporan keuangan yang di rilis, PEHA menorehkan pertumbuhan penjualan 13,59 % secara year on year (yoy) menjadi Rp 791,93 miliar dari sebelumnya Rp 697,16 miliar. 

Sekretaris perusahaan Phapros Zahmila Akbar bilang, kenaikan penjualan dikarenakan penjualan beberapa produk meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, seperti produk di sektor etikal dan Over The Counter (OTC). 

Baca Juga: Porsi nilai transaksi asing turun, begini kata analis


"Ada penundaan tender di 2019 ini untuk produk obat generik. Sehingga yang terpacu adalah produk branded, melalui segmen pasar reguler," jelasnya kepada Kontan.co.id, Selasa (5/11). 

Sayangnya, kenaikan penjualan tersebut belum mampu mendongkrak laba perusahaan. Hingga kuartal III 2019, perusahaan mencatatkan penurunan laba kotor hingga 37,25% menjadi Rp 60,06 miliar. 

Oleh karenanya, laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk pun ikut terkikis menjadi Rp 59,99 miliar dari sebelumnya Rp 95,72 miliar. 

Mila tidak memungkiri laba perusahaan tergerus cukup dalam hingga kuartal III ini. Ia menjelaskan, penjualan produk-produk bermargin tebal masih belum maksimal. 

Penurunan penjualan terjadi khususnya untuk produk-produk generik. Hal ini disebabkan beberapa tender pemerintah ditahan hingga kuartal IV 2019, bahkan carry over hingga tahun 2020. 

Penurunan permintaan obat generik tersebut mempengaruhi realisasi produksi, sehingga perusahaan memutuskan untuk melakukan peningkatan Harga Pokok Penjualan (HPP) per unit produk. 

"Maka untuk bottom line, di sisa dua bulan ini akan kami kejar melalui efisiensi biaya pemasaran dan di produksi," jelasnya kepada Kontan.co.id. 

Baca Juga: Analis: Kinerja emiten farmasi terganjar impor bahan baku

Hingga akhir tahun, PEHA masih optimis akan memenuhi target penjualan maupun laba yang ditargetkan double digit. Terkait penjualan, kata Mila, perusahaan akan mengerahkan beberapa strategi pemasaran produk mengingat waktu yang tersisa tinggal dua bulan lagi.

Salah satunya, dengan mendorong produk generik unggulannya memasuki pasar reguler.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi