KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank-bank yang masuk dalam Kelompok Bank berdasarkan Modal Inti (KBMI) 4 kompak mencatatkan penurunan biaya kredit atau cost of credit (CoC). Penurunan biaya kredit ini turut menopang pertumbuhan laba bank-bank tersebut. Memang, semakin efisien bank dalam menjaga biaya kredit maka semakin tinggi tambahan laba yang bisa didapat. Bahkan, ada bank yang merevisi target CoC di akhir tahun dengan tetap menjaga kualitas aset kreditnya. Ambil contoh, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencatatkan CoC di periode Juni 2023 secara konsolidasi turun 23 basis poin menjadi 1,19%. Itu turut menjadi salah satu penopang BMRI catat pertumbuhan laba 24,9% menjadi Rp 25,2 triliun.
Baca Juga: Suku Bunga Masih Dalam Tren Naik, Bank Mandiri Fokus Tingkatkan Rasio Dana Murah Dengan melihat kualitas kredit yang ada sekarang, BMRI pun berani merevisi target CoC di akhir tahun dalam kisaran 1,1% hingga 1,3%. Sebelumnya, bank berlogo pita emas itu menargetkan CoC di kisaran 1,3% hingga 1,5%. Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin bilang tren penurunaan biaya kredit masih akan terjadi sejalan dengan adanya perbaikan dalam kualitas kredit secara bertahap. Tak hanya itu, Siddik bilang hal tersebut juga seiring dengan membaiknya kualitas kredit-kredit baru yang disalurkan. Ditambah, ada kondisi ekonomi makro yang lebih kondusif. Meski demikian, ia menegaskan Bank Mandiri tetap waspada terhadap potensi peningkatan risiko baik dari dalam maupun luar negeri, misalnya tensi geopolitik yang masih memanas, potensi penurunan harga komoditas, potensi kenaikan suku bunga acuan, hingga potensi permintaan global untuk beberapa produk ekspor dari Indonesia. Atas potensi-potensi peningkatan tersebut, Siddik menyebutkan sudah mempersiapkan berbagai mitigasi atau aksi yang dilakukan, termasuk salah satunya untuk mengevaluasi kembali apakah pencadangan pada debitur besar perlu ditingkatkan. “Sebagai contoh, kita sudah meningkatkan coverage untuk debitur Wijaya Karya dan Waskita Karya,” ujar Siddik, Senin (31/7). Sebagai informasi, NPL Coverage Bank Mandiri di periode separuh pertama tahun ini juga mengalami peningkatan menjadi 304%. Pada periode sama tahun lalu, NPL Coveragenya sekitar 253%. Sementara itu, penurunan CoC juga terjadi di PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) pada periode semester pertama 2023. Di mana, BNI mampu mencatatkan laba bersih tumbuh 17% YoY mencapai Rp 10,3 triliun. Direktur Finance BNI Novita Widya Anggraini bilang rasio pembentukan beban CKPN terhadap total kredit atau credit cost pada semester pertama tahun 2023 sebesar 1,4%, menurun 70 basis poin dibandingkan credit cost yang dibentuk periode yang sama tahun lalu sebesar 2,2%. Meskipun credit cost yang dibentuk lebih rendah dibanding tahun lalu, Novita berpandangan hal ini sudah memadai untuk meng-cover kebutuhan penambahan CKPN bagi debitur-debitur yang masih dalam perhatian khusus.
Baca Juga: Bank Mandiri (BMRI) Kantongi Laba Rp 25,2 Triliun di Semester I/2023 Sebagai informasi, NPL Coverage dari BNI di periode Juni 2023 mengalami kenaikan menjadi 308,8%. Pada periode sama tahun lalu, NPL Coverage BNI masih di kisaran 263,3%. Novita bilang, BNI optimistis ekspansi kredit yang lebih tinggi di semester kedua tahun ini, akan tetap berkorelasi positif pada kualitas kredit yang semakin baik. Di mana, saat ini NPL BNI di level 2,5%.
“Kami menargetkan rasio kredit NPL untuk terus turun hingga akhir 2023,” katanya. Penurunan CoC juga turut dialami oleh PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) pada pertengahan tahun ini. BCA mencatat CoC di Juni 2023 berada pada level 0,5%, pada periode sama tahun lalu sekitar 1,2%. Dari sisi kualitas kreditnya, NPL BCA juga mencatat NPL Gross di level 1,9%, dari sebelumnya 2,2%. NPL Coveragenya juga tercatat telah mengalami peningkatan sekitar 107 bps menjadi 257,1%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi