KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dua bulan berturut menggunting suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) akhirnya menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) di level 4,25%. Sehari sebelumnya, lembaga pemeringkat Moody's mengimbau BI tidak agresif merelaksasi bunga acuan, kala kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat bakal memperketat kebijakan moneter. Para bankir sepakat bahwa tingkat suku bunga BI 7DRR saat ini sebesar 4,25% sudah memiliki dorongan cukup kuat untuk penurunan suku bunga kredit ke level satu digit. Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, bila BI menurunkan kembali bunga acuan, justru akan berpotensi melemahkan rupiah. "Saat ini sudah cukup, karena dikhawatirkan kalau turun lagi maka kurs rupiah terhadap dollar AS bisa lari ke Rp 13.800," tutur Jahja kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).
Penurunan bunga acuan sudah cukup
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Setelah dua bulan berturut menggunting suku bunga acuan, Bank Indonesia (BI) akhirnya menahan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate (7DRR) di level 4,25%. Sehari sebelumnya, lembaga pemeringkat Moody's mengimbau BI tidak agresif merelaksasi bunga acuan, kala kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat bakal memperketat kebijakan moneter. Para bankir sepakat bahwa tingkat suku bunga BI 7DRR saat ini sebesar 4,25% sudah memiliki dorongan cukup kuat untuk penurunan suku bunga kredit ke level satu digit. Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja mengatakan, bila BI menurunkan kembali bunga acuan, justru akan berpotensi melemahkan rupiah. "Saat ini sudah cukup, karena dikhawatirkan kalau turun lagi maka kurs rupiah terhadap dollar AS bisa lari ke Rp 13.800," tutur Jahja kepada Kontan.co.id, Kamis (19/10).