JAKARTA. Bankir menanggapi dengan hati-hati permintaan pemerintah agar bank menurunkan suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR) bagi masyarakat berpenghasilan rendah menjadi di bawah 10%. Kalau pun penurunan dilakukan, bank harus melakukannya dengan seleksi yang ketat. Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Aviliani mengungkapkan, permintaan pemerintah agar bank menekan suku bunga KPR bisa salah sasaran kalau tidak ada seleksi yang ketat. "Banyak kejadian, yang memberi rumah KPR bersubsidi adalah orang kaya dan menjadikannya sebagai investasi," ujarnya, Senin (2/8). Aviliani menjelaskan, subsidi KPR bisa dilakukan pemerintah dengan mendirikan dan menyewakan perumahan di sekitar daerah perindustrian. Sehingga masyarakat yang bekerja di daerah industri tersebut bisa menghemat biaya transportasi. "Biaya inilah yang nantinya dialihkan ke tabungan hingga mereka memiliki kemampuan membeli rumah," jelas dia.
Penurunan Bunga KPR Bersubsidi Harus Hati-Hati
JAKARTA. Bankir menanggapi dengan hati-hati permintaan pemerintah agar bank menurunkan suku bunga kredit perumahan rakyat (KPR) bagi masyarakat berpenghasilan rendah menjadi di bawah 10%. Kalau pun penurunan dilakukan, bank harus melakukannya dengan seleksi yang ketat. Komisaris Independen PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) Aviliani mengungkapkan, permintaan pemerintah agar bank menekan suku bunga KPR bisa salah sasaran kalau tidak ada seleksi yang ketat. "Banyak kejadian, yang memberi rumah KPR bersubsidi adalah orang kaya dan menjadikannya sebagai investasi," ujarnya, Senin (2/8). Aviliani menjelaskan, subsidi KPR bisa dilakukan pemerintah dengan mendirikan dan menyewakan perumahan di sekitar daerah perindustrian. Sehingga masyarakat yang bekerja di daerah industri tersebut bisa menghemat biaya transportasi. "Biaya inilah yang nantinya dialihkan ke tabungan hingga mereka memiliki kemampuan membeli rumah," jelas dia.