Penurunan ekspor Malaysia menekan CPO



CPO Tertekan Ekspor Malaysia

JAKARTA. Minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) gagal mempertahankan penguatannya selama sepekan terakhir. Penurunan ekspor dari Malaysia ditengarai menjadi penyebab terjadinya koreksi harga. Analis memperkirakan dalam sepekan ke depan CPO diperkirakan masih akan berada di bawah tekanan.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/3) pukul 16.55 WIB harga CPO kontrak pengiriman Mei 2017 di Malaysia Derivative Exchange tercatat melemah 1,18% ke level RM. 2.859 per metrik ton dibanding sehari sebelumnya. Namun jika melihat harga sepekan sebelumnya minyak sawit masih mengalami penguatan 3,21%.


Deddy Yusuf Siregar, analis PT Asia Tradepoin Futures mengatakan salah satu penyebab koreksi kali ini bersumber dari prediksi sejumlah analis mengenai penurunan ekspor CPO dari Malaysia di bulan Februari yang diperkirakan mencapai sekitar 12%-14%.

Hal itu mengindikasikan terjadinya penurunan permintaan minyak sawit. “Meski data resmi baru akan dirilis otoritas terkait di Malaysia akhir pekan ini tetapi proyeksi sementara ini sudah menekan harga,” ungkapnya.

Di lain pihak, Putu Agus Pransuamitra, analis PT Monex Investindo Futures menilai koreksi harga CPO juga ditopang dari proyeksi kenaikan produksi di Malaysia dan Indonesia sepanjang tahun 2017.

Menurutnya walaupun kenyataannya penambahan produksi masih belum terlihat jelas tetapi untuk jangka panjang peluang peningkatan masih cukup tinggi. “Walaupun belum kelihatan, ini sudah menjadi sentimen negatif untuk CPO,” ujarnya.

Produksi minyak sawit dunia diperkirakan akan meningkat 11% dari 58,3 juta tahun lalu menjadi 65 juta ton tahun ini. Selama Indonesia dan Malaysia menyumbang 80% pasokan.

Indonesia diharapkan menghasilkan 34,8 juta ton minyak sawit mentah atau meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 31,8 juta ton. Sedangkan Malaysia diperkirakan bisa menambah produksi dari 17,3 juta ton tahun kemarin menjadi 20 juta ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto