Penurunan harga BBM akan berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Keputusan PT Pertamina menurunkan harga sejumlah jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) umum non-subsidi dan jenis BBM penugasan atau Premium per 10 Februari 2019 akan memberikan dampak positif pada pertumbuhan ekonomi di awal tahun ini.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, penurunan harga BBM tersebut akan memberi dampak positif terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Turunnya harga bahan bakar minyak atau BBM diperkirakan bakal mendorong laju inflasi lebih rendah per Februari 2019.

Ekonom Indef Bhima Yudhistira menilai, efek inflasi pada bulan Februari cenderung lebih rendah dibanding bulan Januari yang dipicu dengan penurunan harga BBM. "0.15-0.22% month of month (mom)" ujar Bhima, Selasa, (12/2).


Selain itu, Bhima mengatakan, yang perlu diwaspadai terkait naiknya harga tiket, bagasi berbayar dan naiknya tarif kargo logistik. Meskipun demikian, Bhima memprediksikan bahwa faktor musim hujan akan mencatat inflasi karena memengaruhi produksi beberapa komoditas pangan.

"Untuk penurunan BBM sendiri butuh waktu ke harga bahan pangan, transmisi ke penurunan volatile food bisa 1-2 bulan." Ujar Bhima.

Untuk wilayah Jakarta, Pertamax (RON 92) turun dri Rp 10.200 menjadi Rp 9.850 per liter, Pertamax Turbo (RON 96) turun dari Rp 12.000 menjadi Rp 11.200 per liter, Dexlite (CN 48) turun dari RP 10.300 menjadi Rp. 10.200 per liter, dan Pertamina Dex (CN 51) turun dari Rp 11.750 menjadi RP 11.700 per liter.

Sedangkan untuk wilayah Jawa, Madura dan Bali untuk jenis Premium turun dari Rp 6.550 menjadi Rp 6.450 per liter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli