KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai sentimen negatif merundung harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam pekan ini. Turunnya permintaan China menyebabkan ekspor CPO Malaysia pada Februari lalu turun hingga 11% menjadi hanya 1,35 juta ton. Ini terjadi lantaran suplai minyak kedelai dan minyak nabati Negeri Tirai Bambu itu cukup tinggi. Meski begitu, Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai, berkurangnya permintaan CPO oleh China hanya bersifat temporer. "Februari kemarin kan bulannya Imlek dan Cap Go Meh, jadi wajar China sudah menyiapkan stok minyak kedelai dan minyak nabati yang tinggi sehingga kebutuhan CPO agak berkurang," katanya. Di sisi lain, ia menilai, tekanan harga yang dialami sejumlah komoditas, termasuk CPO disebabkan oleh pasar yang mengantisipasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat dalam waktu dekat di bulan Maret ini. Tambah lagi, data ekonomi AS sejauh ini cukup positif sehingga memberi sokongan bagi indeks dollar untuk naik.
Penurunan harga CPO hanya sementara
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Berbagai sentimen negatif merundung harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) dalam pekan ini. Turunnya permintaan China menyebabkan ekspor CPO Malaysia pada Februari lalu turun hingga 11% menjadi hanya 1,35 juta ton. Ini terjadi lantaran suplai minyak kedelai dan minyak nabati Negeri Tirai Bambu itu cukup tinggi. Meski begitu, Direktur PT Garuda Berjangka, Ibrahim menilai, berkurangnya permintaan CPO oleh China hanya bersifat temporer. "Februari kemarin kan bulannya Imlek dan Cap Go Meh, jadi wajar China sudah menyiapkan stok minyak kedelai dan minyak nabati yang tinggi sehingga kebutuhan CPO agak berkurang," katanya. Di sisi lain, ia menilai, tekanan harga yang dialami sejumlah komoditas, termasuk CPO disebabkan oleh pasar yang mengantisipasi kenaikan suku bunga Amerika Serikat dalam waktu dekat di bulan Maret ini. Tambah lagi, data ekonomi AS sejauh ini cukup positif sehingga memberi sokongan bagi indeks dollar untuk naik.