JAKARTA. Rencana beberapa negara penghasil kedelai untuk menggiatkan pengembangan ladangnya mengancam masa depan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Luruhnya berbagai sentimen positif yang membalut CPO juga menyeret penurunan harga yang terjadi sejak awal pekan lalu. Mengutip Bloomberg, Rabu (7/10) pukul 15.15 WIB harga CPO kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange merosot 2,27% ke level RM 2.318 per metrik ton atau setara US$ 550,09 per metrik ton. Harga ini sudah terkikis 2,4% sepanjang sepekan terakhir. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures memaparkan memang tersiar kabar bahwa Amerika Serikat dan Brazil berencana untuk mengembangkan produksi minyak kedelainya. Hal itu dilakukan dengan perluasan ladang kedelai di kedua negara penghasil kedelai terbesar itu.
Penurunan harga CPO memasuki hari kedua
JAKARTA. Rencana beberapa negara penghasil kedelai untuk menggiatkan pengembangan ladangnya mengancam masa depan harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Luruhnya berbagai sentimen positif yang membalut CPO juga menyeret penurunan harga yang terjadi sejak awal pekan lalu. Mengutip Bloomberg, Rabu (7/10) pukul 15.15 WIB harga CPO kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange merosot 2,27% ke level RM 2.318 per metrik ton atau setara US$ 550,09 per metrik ton. Harga ini sudah terkikis 2,4% sepanjang sepekan terakhir. Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Fortis Asia Futures memaparkan memang tersiar kabar bahwa Amerika Serikat dan Brazil berencana untuk mengembangkan produksi minyak kedelainya. Hal itu dilakukan dengan perluasan ladang kedelai di kedua negara penghasil kedelai terbesar itu.