Penurunan harga minyak diperkirakan hanya berlangsung sesaat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Turunnya harga minyak mentah pada perdagangan Rabu (13/5) diyakini hanya bersifat sesaat, di tengah banyak sentimen yang jadi perhatian pelaku pasar, seperti persebaran Covid-19 dan kondisi ekonomi yang masih lesu. Meskipun begitu, prospeknya hingga akhir tahun, harga minyak mentah masih akan menanjak di kisaran US$ 30 per barel.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Juni 2020 turun sebanyak 2,4% ke level US$ 25,15 per barel pada pukul 15.02 WIB. Sedangkan harga minyak mentah Brent untuk kontrak Juli 2020 tercatat turun 3,33% ke level US$ 28,98 per barel dibandingkan penutupan kemarin.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menjelaskan, belum berakhirnya sebaran wabah Covid-19 jadi salah satu penyebab harga minyak mengalami penurunan. Bahkan di beberapa negara masih membukukan kenaikan jumlah korban virus Korona.


Baca Juga: IHSG masih diwarnai sinyal negatif, investor bisa trading cepat

Di samping itu, meskipun beberapa negara sudah melonggarkan kebijakan karantina wilayah, aktivitas ekonomi belum sepenuhnya berjalan normal. Kondisi tersebut berpotensi untuk menekan harga minyak global kembali.

"Namun, belakangan ini harga minyak mentah terdorong naik karena potensi dibukanya perekonomian negara pandemi, ditambah lagi adanya pemangkasan produksi minyak dari negara produsen di Mei ini," kata Ariston kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Baca Juga: Prospek harga minyak pasca AS pangkas produksi

Pembukaan kembali aktivitas ekonomi secara perlahan diharapkan dapat mendorong permintaan akan minyak mentah. Hingga akhir tahun, Ariston memperkirakan harga minyak WTI bisa menanjak ke atas US$ 30 per barel, dengan syarat ekonomi bergerak dan pandemi bisa dikendalikan.

Apalagi, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tengah menjalankan kesepakatan pengurangan produksi, sebagaimana yang dilakukan Arab Saudi untuk memperdalam pemangkasan demi mendorong harga minyak kembali naik. Untuk itu, Ariston menilai tren minyak masih akan menguat hingga akhir tahun.

Baca Juga: Harga minyak dan CPO mulai membaik, cermati saham-saham ini

Analis Astronacci International Anthonius Edyson mengatakan, saat ini harga minyak telah berhasil kembali rebound dari level kejatuhannya bulan lalu. Secara teknikal, rebound sekaligus mengindikasikan bahwa bearish tren mulai selesai dan harga siap untuk kembali menanjak.

"Meskipun begitu, peluang koreksi masih mungkin terjadi ke area harmonic support yakni US$ 15 per barel, sebelum pada akhirnya minyak kembali rally," kata Edyson kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Untuk itu, dia merekomendasikan investor untuk buy on weakness di area dekat support, dengan target resistance di akhir tahun yakni US$ 35 per barel. Dengan sentimen pendukung, yakni berakhirnya sebaran Covid-19 dan mampu mendorong permintaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati