Penurunan harga pangan picu deflasi pada Februari



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan harga sejumlah barang dan jasa pada Februari 2019 berefek positif. Daya beli masyarakat selama bulan lalu pun terjaga tinggi. Konsumsi yang tinggi tercermin dari inflasi inti Februari sebesar 0,26%.

Ini menjadi penyumbang terbesar, mencapai 0,15% terhadap pembentukan deflasi Februari sebesar 0,08%.

"Meskipun Februari mengalami deflasi, tak perlu dikhawatirkan karena daya beli masyarakat masih terjaga. Masyarakat masih melakukan konsumsi," kata Lana Soelistianingsih, Ekonom Samuel Aset Manajemen, Jumat (1/3).


Penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) pada bulan lalu turut berperan mendorong konsumsi masyarakat. Mulai 10 Februari 2019, Pertamina menurunkan harga BBM secara bervariasi tergantung jenis dan wilayah pemasaran.

Di wilayah Jabodetabek, harga Pertamax Turbo turun Rp 800 menjadi Rp 11.200 per liter. Kemudian, harga Pertamax susut, dari Rp 10.200 menjadi Rp 9.850 per liter. Harga Dexlite berkurang menjadi Rp 10.200, dari sebelumnya Rp 10.300 per liter.

Harga Dex menciut Rp 50 menjadi Rp 11.700 per liter dan harga Premium turun Rp 100 menjadi Rp 6.450 per liter. Sebelum Pertamina, Total dan Shell sudah lebih dulu menurunkan harga produk BBM-nya.

David Sumual, Ekonom Bank Central Asia (BCA), memperkirakan, inflasi inti sepanjang tahun ini masih akan terjaga di kisaran 2% hingga 3%. Angka ini sudah cukup bagus, yang menandakan konsumsi masyarakat bisa jadi pendorong pertumbuhan ekonomi.

Tahun lalu, inflasi inti sebesar 3,07%. "Daya beli masyarakat akan terjaga, karena sampai akhir tahun tampaknya tidak ada kenaikan harga BBM dan tarif listrik," imbuh David.

Perkuat koordinasi

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyebutkan, inflasi pada dua bulan pertama tahun ini terkendali. BI pun optimistis, inflasi hingga akhir tahun akan terjaga di bawah 3,5%.

Inflasi yang terkendali akan mampu mendukung daya beli masyarakat. "Kami bersama pemerintah pusat dan pemerintah daerah akan terus memperkuat koordinasi, agar harga-harga terkendali," ujar Perry.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menambahkan, deflasi Februari menunjukkan kebijakan pengendalian harga berhasil. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), deflasi Februari karena penurunan harga bahan makanan. Harga kelompok pengeluaran ini turun sebesar 1,11%.

Komoditas bahan makanan yang dominan memberikan andil pada deflasi bulan lalu adalah daging ayam ras dan cabai merah masing-masing sebesar 0,06%, telur ayam ras 0,05%, bawang merah 0,04%, cabai dan rawit 0,02%. Kemudian, ikan segar, wortel, serta jeruk yang masing-masing sebesar 0,01%.

"Harga daging dan telur ayam turun karena pemerintah mampu menjaga pasokan jagung untuk pakan ternak," klaim Darmin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli