Penurunan impor China menekan harga minyak mentah, Rabu (14/7)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak turun pada perdagangan Rabu (14/7) di tengah kekhawatiran permintaan di masa depan. Setelah data menunjukkan, impor minyak mentah semester pertama China turun, tetapi masih bertahan di dekat level tertinggi satu minggu.

Melansir Reuters pukul 09.31 WIB, harga minyak mentah Brent turun 8 sen atau 0,1% pada US$76,41 per barel pada pukul 0141 GMT, setelah naik 1,8% pada hari Selasa.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) turun 13 sen atau 0,2% menjadi US$75,12 per barel, setelah melonjak 1,6% pada sesi sebelumnya.


Baca Juga: Kembali memerah, IHSG turun 0,49% ke level 5.982,86 pada awal perdagangan Rabu pagi

Impor minyak mentah China turun 3% dari Januari hingga Juni dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kontraksi pertama sejak 2013 karena kekurangan kuota impor, pemeliharaan kilang, dan kenaikan harga global membatasi pembelian.

"Impor dikurangi karena lonjakan harga minyak mentah telah mengikis margin keuntungan kilang," kata Eurasia Group dalam sebuah catatan.

"Jika OPEC tidak setuju untuk meningkatkan pasokan segera, harga minyak yang tinggi juga kemungkinan akan menyebabkan kehancuran permintaan di pasar negara berkembang yang lebih sensitif terhadap biaya, terutama India," kata Eurasia.

Ketidaksepakatan atas kebijakan pasokan di dalam Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC), Rusia dan produsen lain, yang dikenal sebagai OPEC+, menyebabkan berakhirnya pembicaraan pekan lalu tentang peningkatan produksi tanpa kesepakatan.

Badan Energi Internasional mengatakan, penarikan global dari penyimpanan pada kuartal ketiga ditetapkan menjadi yang terbesar dalam setidaknya satu dekade, menunjuk pada penarikan stok awal Juni dari Amerika Serikat, Eropa dan Jepang.

Baca Juga: Loyo, rupiah dibuka melemah ke Rp 14.475 per dolar AS pada hari ini (14/7)

Stok minyak dan bensin AS turun pekan lalu, menurut dua sumber pasar pada hari Selasa, mengutip angka American Petroleum Institute.

Persediaan minyak mentah turun 4,1 juta barel untuk pekan yang berakhir 9 Juli, kata sumber tersebut, yang akan menjadi penurunan mingguan kedelapan berturut-turut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto