Penurunan impor disebabkan pelambatan ekonomi



JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca dagang Juli 2015 surplus tinggi yaitu mencapai US$ 1,33 miliar. Surplus ini kembali terjadi lantaran impor yang turun jauh lebih besar dibanding ekspor yaitu mencapai 28,44%.

Impor Juli 2015 tercatat US$ 10,08 miliar atau turun 28,44% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$ 14,08 miliar. Untuk ekspor, pada Juli 2015 sebesar US$ 11,41 miliar, turun 19,23% dari Juli 2014 US$ 14,12 miliar.

Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan melambatnya ekonomi domestik memberikan dampak pada penurunan impor migas dan non migas. Impor migas turun 45,02% (year on year) menjadi US$ 2,29 miliar. Sementara itu impor non mgias turun 21,46% (yoy) menjadi US$ 7,78 miliar.


"Rilis data BPS ini mengkonfirmasi lagi bahwa memang ada perbaikan transaksi berjalan," ujarnya, Selasa (18/8).

Meskipun secara pertumbuhan masih melambat, menurut Perry, secara volume ekspor Indonesia mengalami perbaikan. Berdasarkan data BPS, volume ekspor non migas Juli 2015 sebesar 36,36 juta ton atau turun tipis 1,53% dari posisi volume bulan sebelumnya US$ 36,93 miliar.

Harga komoditas yang turun menyebabkan nilai ekspor non migas Indonesia tidak mengalami kenaikan meskipun secara volume masih tinggi. Secara struktur, defisit migas mengalami perbaikan dan surplus non migas mengalami peningkatan.

Defisit migas pada Juli 2015 sebesar US$ 870 juta, turun dari defisit bulan sebelumnya US$ 1,14 miliar. Di sisi lain, neraca non migas surplus US$ 2,2 miliar, naik dari surplus Juni sebelumnya US$ 1,67 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia