Penurunan Indeks Keyakinan Konsumen Tanda Terkikisnya Pendapatan Kelas Menengah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Center of Economic and law Studies (CELIOS) menilai menurunnya indeks keyakinan konsumen (IKK) pada September 2024 menjadi indikator adanya fenomena masyarakat yang pendapatannya terkikis, khususnya kelompok menengah. 

Direktur Ekseutif Center of Economic and law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira mengatakan penurunan IKK juga terjadi karena kelompok menengah dan atas atau menengah ke atas, upper middle, itu cenderung untuk menahan belanja. Pertimbangannya adalah masih wait and see terlebih dahulu pada situasi transisi pemerintahan, karena beberapa kebijakan juga masih membutuhkan penjelasan lebih detail dari pemerintah.

"Terutama kebijakan-kebijakan baru, selain itu juga kita melihat bahwa ada tekanan memang dari sisi confidence masyarakat untuk berbelanja karena ekspektasi bahwa penguatan nilai tukar rupiah masih bersifat temporer," jelas Bhima kepada Kontan, Rabu (9/10).


Baca Juga: Pengusaha Minta Pemerintahan Prabowo Naikkan Batas PTKP, Demi Menjaga Daya Beli

Selain itu, meski saat ini suku bunga turun Bhima melihat masih ada dampak dari suku bunga yang tinggi dimana belum bisa ditransmisikan penurunannya ke suku bunga kredit perbankan. Menurut Bhima IKK yang menurun ini juga sejalan dengan gelombang PHK yang terjadi khususnya di sektor manufaktur dan padat karya itu juga terus mengikis kepercayaan konsumen untuk berbelanja karena akan lebih antisipatif. Ditambah efek sempitnya lapangan kerja di sektor formal juga membuat sisi pendapatan agregat masyarakat berkurang. 

"Jadi faktor-faktor domestik lebih bermain sih lebih berpengaruh dibandingkan faktor eksternal di dalam pelemahan indeks keyakinan konsumen," ujarnya.

Bhima memperkirakan trens IKK pada akhir tahun 2024 baru dapat meningkat seiring dengan adanya momentum Natal dan Tahun baru. Hal itu karena ada kepercayaan untuk berbelanja yang lebih baik saat libur akhir tahun. 

Bhima berharap pemerintah memperjelas lagi kebijakan-kebijakannya termasuk kebijakan yang dinilai memberatkan kelas menengah.  Seperti PPN 12%, Tapera, kemudian third party liabilities untuk asuransi dan banyak pengutan-pengutan baru. Menurut Bhima sebaiknya ada kejelasan bahwa pemerintah akan menunda dan tidak memasukkan di agenda 2025 ke depan.

Hal itu menjadi salah satu bentuk stimulus agar tidak terjadi penurunan keyakinan konsumen yang lebih dalam ke depannya. Juga mendorong lagi kesempatan kerja di sektor formal melalui stimulus di sektor industri padat karya, mengendalikan impor yang ilegal,  dan juga mendorong aktivitas laser ekonomi atau ekonomi rekreasional.

"Sehingga masyarakat juga tetap bisa melakukan belanja yang sifatnya diluar bahan makanan," ucapnya. 

Adapun hasil survei Bank Indonesia pada September 2024 menunjukan adanya penurunan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK). Setelah sebelumnya sempat mengalami peningkatan, IKK pada September 2024 turun menjadi 123,5 dari bulan sebelumnya berada pada angka 124,4.  

Baca Juga: Kemampuan Mencicil Nasabah Ritel Turun, Ini Alasannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati