JAKARTA. Aksi jual besar-besaran melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang penutupan sore. Pada pukul 15.25, indeks tergerus 4,04% menjadi 4585,15. Seluruh sektor memerah. Adapun sektor yang mencatatkan penurunan terdalam adalah sektor konstruksi sebesar 5,59% dan sektor industri dasar yang turun 4,45%. Sejumlah sentimen menjadi penyebab penurunan indeks. Salah satunya adalah pelemahan kontrak forward rupiah yang menyentuh posisi terlemah dalam tiga tahun terakhir. Asal tahu saja, per pukul 14.14, kontrak non deliverable forward (NDF) rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% menjadi 10.353 per dollar AS. Kemarin, kontrak yang sama melemah hingga ke posisi terendah sejak Agustus 2009. Kedua, investor asing memutuskan untuk melepas saham-saham domestik selama 12 hari berturut-turut. "Tema utama hari ini adalah aksi jual investor asing terhadap saham-saham dalam negeri. Hampir seluruh saham terkena pukulan, termasuk saham-saham yang sebelumnya diprediksi akan bertahan," jelas John Rachmat, head of research Mandiri Sekuritas kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penurunan indeks sudah menembus 4%
JAKARTA. Aksi jual besar-besaran melanda Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menjelang penutupan sore. Pada pukul 15.25, indeks tergerus 4,04% menjadi 4585,15. Seluruh sektor memerah. Adapun sektor yang mencatatkan penurunan terdalam adalah sektor konstruksi sebesar 5,59% dan sektor industri dasar yang turun 4,45%. Sejumlah sentimen menjadi penyebab penurunan indeks. Salah satunya adalah pelemahan kontrak forward rupiah yang menyentuh posisi terlemah dalam tiga tahun terakhir. Asal tahu saja, per pukul 14.14, kontrak non deliverable forward (NDF) rupiah untuk pengantaran satu bulan ke depan melemah 0,1% menjadi 10.353 per dollar AS. Kemarin, kontrak yang sama melemah hingga ke posisi terendah sejak Agustus 2009. Kedua, investor asing memutuskan untuk melepas saham-saham domestik selama 12 hari berturut-turut. "Tema utama hari ini adalah aksi jual investor asing terhadap saham-saham dalam negeri. Hampir seluruh saham terkena pukulan, termasuk saham-saham yang sebelumnya diprediksi akan bertahan," jelas John Rachmat, head of research Mandiri Sekuritas kepada Bloomberg. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News