KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren suku bunga tinggi sudah menuju akhir. Momentum tersebut dapat menjadi suntikan tenaga bagi harga emas. Analis Global Kapital Investama Alwi Assegaf mengatakan, harga emas spot mengalami aksi ambil untung (profit taking) setelah menguat signifikan di pekan lalu. Penurunan harga juga terjadi terhadap emas antam. Pada hari ini, Senin (17/7) harga emas Antam per gram sebesar Rp 1.073.000 per gram, turun Rp 1.000 dibandingkan harga Minggu (16/7). Harga emas Antam sempat berada di Rp 1.080.000 per gram di hari Jumat (17/7).
Alwi mengamati, pemicu utama yang mendorong naiknya harga emas Antam maupun spot tidak terlepas dari ekspektasi pasar terhadap prospek suku bunga The Fed. Emas menguat menyusul rilis data inflasi Consumer Price Index (CPI) yang menunjukkan penurunan. Data Producer Price Index (PPI) bergerak melandai dan PMI Manufaktur kontraksi. Awalnya pelaku pasar melihat suku bunga The Fed akan berada di atas level 5,6% pada akhir tahun. Setelah rilis data inflasi AS pekan lalu, pelaku pasar menarik ulang perkiraan suku bunga tersebut. CME Fedwatch saat ini menunjukkan bahwa The Fed kemungkinan menahan level suku bunga di level 5,25% - 5%.
Baca Juga: Suku Bunga Menuju Puncak, Harga Emas Diproyeksikan Menguat Menurut Alwi, kenaikan suku bunga di bulan Juli diperkirakan menjadi yang terakhir, sehingga memberikan kemungkinan naiknya permintaan emas. Seperti diketahui, emas sangat sensitif terhadap suku bunga karena merupakan aset yang tidak memiliki imbal hasil. Ekspektasi suku bunga yang berkurang juga akan berdampak pada imbal hasil obligasi AS. Ketika imbal hasil obligasi turun karena siklus suku bunga berhenti, maka investor tentu akan lebih memiih emas. Alwi menjelaskan, apabila rilis data inflasi AS bulan Agustus kembali turun 1% artinya sudah sesuai target inflasi bank sentral yakni 2%. Dengan demikian, seharusnya tidak ada urgensi lagi bagi The Fed untuk terus melakukan pengetatan moneter. “Inflasi The Fed yang melandai menjadi sentimen penggerak harga emas,” ucap Alwi kepada Kontan.co.id, Senin (17/7). Hanya saja, Alwi mengingatkan, investor tetap mewaspadai potensi koreksi yang diakibatkan kenaikan suku bunga bank sentral global lainnya. Selain The Fed, European Central Bank (ECB) dan Bank of England (BoE) masih mungkin mengerek kembali suku bunga. Sementara itu, penguatan harga emas Antam dalam beberapa waktu terakhir belum mampu menutupi fakta bahwa logam mulia tidak layak dikoleksi. Selisih (spread) harga utama emas Antam dengan harga
buyback masih begitu lebar, di sisi lain pergerakan harga cenderung bergerak datar.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 1.000 ke Level Rp 1.073.000 Per Gram, Senin (17/7) “Memang kalau emas antam cocoknya bukan untuk trading jangka pendek, tetapi investasi jangka panjang,” ujar Alwi.
Alwi memproyeksikan emas bakal menemui koreksi jangka pendek, tetapi secara jangka panjang bakal ke area US$ 1.900 per troi ons hingga US$ 1.880 troi ons. Tren besarnya harga emas bergerak untuk menguji resistance US$ 2.070 per troi ons. Sementara, harga emas antam diperkirakan kembali bisa meraih area Rp 1.082 per gram dengan harga buyback sebesar Rp 987 per gram. Investor yang sudah memegang emas disarankan Hold karena emas diproyeksikan meningkat. Sementara, investor yang belum membeli emas disarankan Beli namun tetap bertujuan emas sebagai investasi jangka panjang. “Namun, investor sebaiknya melakukan diversifikasi portofolio terhadap instrumen investasi lainnya dari kondisi ekonomi global yang penuh ketidakpastian,” pungkas Alwi. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari