SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) masih memberikan sinyal merah pada transaksi hari ini (3/4). Dengan demikian, penurunan harga minyak tersebut sudah berlangsung selama empat hari berturut-turut. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Mei turun sebesar 45 sen menjadi US$ 99,17 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 14.35 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di level US$ 99,22 per barel. Kemarin, harga minyak WTI mencatatkan penurunan sebesar 12 sen menjadi US$ 99,62 per barel. Ini merupakan level harga penutupan terendah sejak 25 Maret lalu. Penurunan harga minyak disebabkan oleh spekulasi perlambatan ekonomi AS dan China. Banyak analis yang menilai, jika ekonomi AS dan China melambat, maka tingkat permintaan dari dua negara konsumen minyak terbesar dunia itu akan berkurang. Ada sejumlah sinyal perlambatan ekonomi di China. Salah satunya adalah pemerintah China baru saja mengeluarkan paket kebijakan untuk menggairahkan kembali perekonomian mereka. Sementara, di AS, data menunjukkan adanya penurunan tingkat konsumsi minyak ke level terendah sejak Juni 2013. "Di luar risiko geopolitik, pernyataan Yellen, ada pula performa ekonomi China yang kurang menggembirakan. Faktor-faktor tersebut tidak mendukung kenaikan harga minyak," jelas Jonathan Barratt, chief executive officer Barratt's Bulletin di Sydney. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Mei turun 26 sen menjadi US$ 104,53 per barel di ICE Futures Europe exchange. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Penurunan minyak WTI sudah berlangsung 4 hari
SINGAPURA. Harga kontrak minyak dunia jenis West Texas Intermediate (WTI) masih memberikan sinyal merah pada transaksi hari ini (3/4). Dengan demikian, penurunan harga minyak tersebut sudah berlangsung selama empat hari berturut-turut. Data yang dihimpun Bloomberg menunjukkan, pagi tadi, harga kontrak minyak WTI untuk pengantaran Mei turun sebesar 45 sen menjadi US$ 99,17 per barel di New York Mercantile Exchange. Pada pukul 14.35 waktu Singapura, kontrak yang sama berada di level US$ 99,22 per barel. Kemarin, harga minyak WTI mencatatkan penurunan sebesar 12 sen menjadi US$ 99,62 per barel. Ini merupakan level harga penutupan terendah sejak 25 Maret lalu. Penurunan harga minyak disebabkan oleh spekulasi perlambatan ekonomi AS dan China. Banyak analis yang menilai, jika ekonomi AS dan China melambat, maka tingkat permintaan dari dua negara konsumen minyak terbesar dunia itu akan berkurang. Ada sejumlah sinyal perlambatan ekonomi di China. Salah satunya adalah pemerintah China baru saja mengeluarkan paket kebijakan untuk menggairahkan kembali perekonomian mereka. Sementara, di AS, data menunjukkan adanya penurunan tingkat konsumsi minyak ke level terendah sejak Juni 2013. "Di luar risiko geopolitik, pernyataan Yellen, ada pula performa ekonomi China yang kurang menggembirakan. Faktor-faktor tersebut tidak mendukung kenaikan harga minyak," jelas Jonathan Barratt, chief executive officer Barratt's Bulletin di Sydney. Sementara itu, harga kontrak minyak jenis Brent untuk pengantaran Mei turun 26 sen menjadi US$ 104,53 per barel di ICE Futures Europe exchange. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News