Penurunan pasokan OPEC menyebabkan harga minyak merambat naik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak masih merangkak naik mendekati akhir pekan. Jumat (4/5) pukul 7.26 WIB, harga minyak west texas intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni 2018 di New York Mercantile Exchange naik 0,16% ke level US$ 68,54 per barel dari harga penutupan hari sebelumnya.

Harga minyak WTI merangkak naik dalam tiga hari perdagangan terakhir. Kenaikan harga dalam tiga hari berturut-turut ini mencapai 1,92%.

Harga minyak brent pun naik dalam tiga hari perdagangan berurutan. Dalam tiga hari, harga minyak brent untuk pengiriman Juli 2018 di ICE Futures naik 0,81% ke level US$ 73,72 per barel. Harga minyak acuan ini naik 0,13% ketimbang penutupan harga kemarin.


"Kenaikan harga mungkin disebabkan oleh sentimen Iran dan pasokan minyak yang menurun dari OPEC," kata Rob Thummel, portfolio manager Tortoise Capital kepada Reuters.

Pada Januari 2016, Iran kembali menjadi eksportir minyak besar ketika sanksi internasional atas program nuklir Iran dihentikan. Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump berniat menghentikan kesepakatan ini pada 12 Mei mendatang. AS merupakan salah satu pihak yang ikut bernegosiasi dengan Iran dalam penghentian sanksi sebelumnya.

Dukungan harga minyak lainnya adalah produksi minyak OPEC yang diramal turun. Survei Reuters memperkirakan bahwa produksi minyak OPEC berada di sekitar 32 juta barel per hari di bulan April, sedikit lebih rendah ketimbang target 32,5 juta barel per hari karena penurunan produksi Venezuela.

Rusia mengatakan akan mematuhi kesepakatan pemangkasan minyak dengan OPEC dan para produsen lain. Rusia berniat menahan produksi di level 95,2% di bulan April. Produksi minyak Rusia stagnan di angka 10,97 juta barel per hari.

Tapi, produksi minyak AS menahan harga minyak melaju lebih kencang. Data Energy Information Administration menunjukkan bahwa persediaan minyak mentah pekan lalu bertambah 6,2 juta barel. Produksi minyak AS pun mencapai rekor tertinggi baru pada 10,62 juta barel per hari di pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati