Penurunan pendapatan dan kenaikan cadangan membikin EximBank merugi Rp 4,7 triliun



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) atau Indonesia EximBank membukukan rugi bersih sebesar Rp 4,7 triliun pada periode 2019. Rugi bersih ini  terbilang super jumbo lantaran pada tahunn2018, LPEI masih mencatatkan laba sebesar Rp 171,6 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan LPEI yang dipublikan di Bursa Efek Indonesia (30/3), pendapatan, LPEI sepanjang tahun 2019  menurun. Misal, pendapatan bunga dan usaha syariah yang turun sebesar 33,45% menjadi Rp 1,42 triliun. Semetara di tahun 2018, pendapatan bunga dan usaha syariah mampu mencetak pendapatan sebesar Rp 2,13 triliun.

Tak hanya itu saja, beban pembentukan cadangan akibat kerugian penurunan nilai aset keuangan alias CKPN LPEI juga membengkak hampir empat kali lipat  menjadi  menjadi Rp 6,68 triliun, sementara tahun 2018 hanya  Rp 1,7 triliun.


LPEI juga mencatatkan penurunan aset hampir 10% menjadi Rp 108,7 triliun pada 2019, dibandingkan 2018 senilai Rp 120,1 triliun. 

Selain itu, LPEI juga mencatatkan peningkatan Non Performing Loan (NPL) bruto sebesar 23,39%, jauh lebih tinggi dibandingkan 2019 sebesar 13,73%.

Berdasarkan laporan keuangan LPEI, pembiayaan dan piutang bermasalah dalam rupiah naik 53,04% menjadi Rp 22,88 triliun, dari Rp 14,95 triliun di sepanjang tahun 2018. Sektor perindustrian, pertanian dan sarana pertanian, serta pertambangan mencatatkan peningkatan NPL yang terbesar.

Catatan kontan.co.id, pada 30 Juni 2019, NPL EximBank menjadi 14,5%. Peningkatan NPL ini terjadi sebab, Eximbank punya exposure pembiayaan yang cukup besar di Duniatex Group. 

Total Eximbank menyalurkan pembiayaan senilai Rp 3,04 triliun kepada empat entitas dalam Duniatex Group.

Perinciannya, Rp 1,2 triliun kepada PT Delta Dunia Textile (DDT), Rp 1,5 triliun kepada Delta Merlin Sandang Textile (DMST), Rp 54 miliar kepada PT Delta Merlin Dunia Textile (DMDT), dan Rp 289 miliar kepada PT Delta Dunia Sandang Textile (DDST).

Atas pembiayaan tersebut, Eximbank menguasai agunan Duniatex dengan rasio sebesar 389% dari total pembiayaan yang diberikan. Perinciannya 124% berasal dari aset tetap berupa tanah, bangunan, dan mesin pabrik dari pembiayaan bilateral. Dan sebesar 263% dari pinjaman sindikasinya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Titis Nurdiana