Penurunan penjualan otomotif Astra hanya sementara, ini rekomendasi saham ASII



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penjualan otomotif PT Astra International Tbk (ASII) mulai kembali naik secara perlahan. Sentimen positif datang dari ekspektasi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diharapkan juga mulai membaik di pengujung tahun hingga 2021. 

Saat Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) berlaku, penjualan kendaraan roda empat maupun roda dua milik ASII memang sempat terpukul turun. Tercatat, hingga kuartal ketiga 2020 penjualan mobil Astra menurun 51% menjadi 192.400 unit. Sementara, penjualan sepeda motor Honda menurun 38% menjadi 2,3 juta unit. 

Penurunan segmen otomotif yang menjadi bisnis utama tersebut membuat kinerja pendapatan ASII menurun 26,37% secara tahunan menjadi Rp 130,35 triliun hingga kuartal ketiga 2020. Kompak, laba ASII juga terseret turun 11,53% menjadi Rp 14,04 triliun. 


Kepala Riset NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismundar mengatakan, pemberlakuan PSBB memaksa beberapa pabrik dan dealer Astra tutup sehingga penjualan otomotif menurun. Tapi dia melihat penurunan penjualan otomotif tidak akan lama, karena di kuartal ketiga 2020 penjualan wholesale cukup menggembirakan dengan jumlah hampir mencapai 53.000 unit. 

Baca Juga: Rekor nilai dan frekuensi transaksi BEI, ini saham-saham dengan transaksi terbesar

Budi Rustanto Analis Valbury Sekuritas Indonesia juga mencatat dalam risetnya, bahwa tren kenaikan penjualan otomotif sudah mulai terjadi sejak Juni. Sentimen positif datang dari mulai kembali beroperasinya industri manufaktur, permintaan ritel meningkat dan adanya relaksasi pinjaman. 

Anggaraksa juga melihat tanda-tanda pemulihan permintaan otomotif datang dari tren penjualan mobil nasional yang terus meningkat sejak mencapai titik terendahnya di Mei lalu.  Anggaraksa mengatakan pulihnya pertumbuhan ekonomi juga akan menjadi faktor utama penyokong penjualan otomotif. 

Selain itu, ada kemungkinan penggunaan kendaraan pribadi akan semakin banyak dipilih dibandingkan dengan angkutan umum meski pandemi berakhir. "Kami melihat penjualan otomotif akan tumbuh positif di tahun depan meski mungkin masih belum dapat kembali tumbuh signifikan seperti tahun sebelum pandemi," kata Anggaraksa. 

Baca Juga: Penjualan Komatsu United Tractors (UNTR) capai 1.345 unit dalam 10 bulan pertama 2020

Meski penjualan otomotif sempat terpukul, Anggaraksa melihat bisnis ASII yang sangat terdiversifikasi menjadi keunggulan. Kinerja segmen otomotif yang menurun di tahun ini terbantu oleh segmen agribisnis melalui PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI). Tercatat, laba bersih agribisnis meroket 421,3% secara tahunan menjadi Rp 464 miliar hingga kuartal 2020, berkat kenaikan harga crude palm oil (CPO) sebesar 27% secara tahunan. 

Namun, di tahun depan Anggaraksa optimistis penjualan otomotif akan kembali meningkat dan berkontribusi 40% ke total pendapatan ASII. Anggaraksa juga memproyeksikan ASII akan mampu mempertahankan pangsa pasar di atas 50% untuk penjualan mobil dan 70% untuk roda dua. Budi menambahkan, Astra akan memastikan tingkat persediaan cukup untuk memenuhi permintaan pasar agar pangsa pasar terjaga. 

Anggaraksa mengamati ASII memiliki cadangan kas yang cukup besar sehingga menarik untuk diperhatikan bagaimana perusahaan ini akan menggunakan sumber daya dananya untuk akuisisi. Aksi korporasi ASII yang terbaru adalah membeli sisa saham Astra Aviva Life. Di tahun depan, Anggaraksa memproyeksikan pendapatan ASII tumbuh 17% dibandingkan tahun ini. 

Dalam enam bulan terakhir harga saham ASII berhasil tumbuh 45,29% dengan ditutup di Rp 5.550 per saham, Rabu (25/11). Anggaraksa merekomendasikan hold saham ASII dengan target harga Rp 5.800 per saham. Sementara, Budi merekomendasikan buy ASII di target harga Rp 6.000 per saham. Sementara Andrey Wijaya, analis RHB Sekuritas merekomendasikan buy saham ASII dengan target harga Rp 6.900 per saham. 

Baca Juga: Fintech milik Grup Astra ini sudah kucurkan pinjaman Rp 521,13 miliar sejak berdiri

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati