KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan pungutan ekspor produk minyak kelapa sawit (CPO) diharapkan bisa memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani. Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan, pungutan ekspor yang selama ini diberlakukan membebani petani karena perhitungan ekspor CPO membebankan operasional angkut, pajak dan pungutan dengan menggerus harga di petani. "Harga TBS di petani menjadi Rp 100 - Rp 200 per kilogram lebih rendah akibat menanggung pungutan tersebut," kata dia, Rabu (28/11). Koreksi harga tersebut terjadi baik pada petani swadaya maupun petani inti plasma. Maka dengan dihapuskannya pungutan ini, harga pembelian industri ke petani bisa lebih baik dan sesuai dengan acuan harga yang ditentukan tiap daerah. Adapun harga TBS inti plasma saat ini, menurut Darto, senilai Rp 1.100 per kg dan TBS di tingkat petani swadaya di Rp 600 per kg.
Penurunan pungutan ekspor CPO diharapkan bisa naikkan harga TBS petani
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan pungutan ekspor produk minyak kelapa sawit (CPO) diharapkan bisa memperbaiki harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani. Ketua Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) Mansuetus Darto mengatakan, pungutan ekspor yang selama ini diberlakukan membebani petani karena perhitungan ekspor CPO membebankan operasional angkut, pajak dan pungutan dengan menggerus harga di petani. "Harga TBS di petani menjadi Rp 100 - Rp 200 per kilogram lebih rendah akibat menanggung pungutan tersebut," kata dia, Rabu (28/11). Koreksi harga tersebut terjadi baik pada petani swadaya maupun petani inti plasma. Maka dengan dihapuskannya pungutan ini, harga pembelian industri ke petani bisa lebih baik dan sesuai dengan acuan harga yang ditentukan tiap daerah. Adapun harga TBS inti plasma saat ini, menurut Darto, senilai Rp 1.100 per kg dan TBS di tingkat petani swadaya di Rp 600 per kg.