KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan pungutan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) yang akan diterapkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dipercaya tidak akan berimbas pada insentif penyaluran bahan nabati yang dilakukan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN). Pasalnya, harga solar masih mahal artinya subsidi ke CPO masih relatif terjaga dan anggaran BPDPKS untuk proyek ini dipercaya masih aman. Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) MP Tumanggor mengatakan, sepanjang harga solar masih lebih tinggi dari bahan FAME, maka tidak ada masalah karena artinya talangan yang diberikan BPDPKS tidak besar.
Penurunan pungutan ekspor CPO tidak berimbas ke industri biofuel
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penurunan pungutan ekspor minyak kelapa sawit (CPO) yang akan diterapkan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dipercaya tidak akan berimbas pada insentif penyaluran bahan nabati yang dilakukan Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN). Pasalnya, harga solar masih mahal artinya subsidi ke CPO masih relatif terjaga dan anggaran BPDPKS untuk proyek ini dipercaya masih aman. Ketua Umum Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) MP Tumanggor mengatakan, sepanjang harga solar masih lebih tinggi dari bahan FAME, maka tidak ada masalah karena artinya talangan yang diberikan BPDPKS tidak besar.