Penurunan Suku Bunga Berdampak Positif pada Investasi Obligasi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) telah menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 6% di pertengahan September lalu. PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) menilai hal ini secara umum akan berdampak positif bagi seluruh kelas aset investasi, terutama pada instrumen investasi obligasi. 

Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan, penurunan suku bunga biasanya berdampak positif pada harga obligasi yang cenderung naik. Ia menjelaskan, ketika suku bunga menurun, mak obligasi yang telah diterbitkan dengan kupon lebih tinggi menjadi lebih menarik bagi investor dibanding dengan deposito yang mengacu pada suku bunga acuan. 

“Akibatnya, nilai pasar obligasi tersebut meningkat, sehingga memberikan keuntungan modal (capital gain) bagi pemegang obligasi,” kata Karin kepada Kontan.co.id, Senin (14/10). 


Baca Juga: Perluas Layanan, Prudential Jalin Kemitraan dengan Rumah Sakit Vertikal Kemenkes

Begitu pula dengan unitlink, Karin mengatakan bahwa penurunan suku bunga BI dan Fed Fund Rate berpotensi memberikan dampak positif pada unit link berbasis obligasi.

Selain itu, ia menuturkan suku bunga yang lebih rendah idealnya berdampak pada turunnya biaya pinjaman sehingga dapat mendorong aktivitas ekonomi dan investasi serta meningkatkan nilai aset. 

Menurut dia, produk unit link berbasis saham juga bisa mendapat manfaat dari penurunan suku bunga karena suku bunga yang rendah cenderung mendorong aktivitas ekonomi dan pada gilirannya berdampak pada meningkatnya kinerja keuangan perusahaan atau emiten.

Baca Juga: Prudential Syariah Catat Kerugian Rp 68,48 Milar pada Agustus 2024

“Akan tetapi preferensi subdana kembali kepada pilihan nasabah dan sesuai dengan profil risiko, kebutuhan, hingga kemampuan masing-masing," ungkapnya. 

Menurutnya, nasabah dengan profil risiko konservatif dapat memilih subdana berbasis pasar uang, sedangkan nasabah dengan profil risiko moderat dapat memilih subdana yang berbasis pada instrumen pendapatan tetap seperti surat utang (obligasi) atau instrumen berbasis campuran antara saham dan obligasi. 

"Sedangkan, nasabah dengan profil risiko agresif dapat memilih subdana berbasis saham untuk investasi jangka panjang," kata dia. 

Lebih lanjut, Karin menyebutkan hingga Agustus 2024, unitlink berbasis saham global, khususnya yang berinvestasi di sektor teknologi, mencatatkan kinerja paling positif, dengan kinerja sebesar 20,92% secara year to date (YtD). 

Baca Juga: Prudential Bantu Dorong Literasi dan Inklusi Keuangan Para Penyandang Disabilitas

Untuk itu, ia mengatakan bahwa pihaknya akan terus berkomitmen memberikan layanan terbaik serta menjadi mitra dan pelindung terpercaya bagi generasi saat ini dan mendatang.

Tak hanya itu, di tahun 2024 Prudential Indonesia juga siap untuk menangkap berbagai peluang guna memberikan pelayanan yang terbaik bagi para nasabah dan masyarakat, khususnya dalam mendapatkan proteksi jiwa dan kesehatan sekaligus mengakomodir preferensi kebutuhan nasabah yang juga ingin mendapatkan manfaat investasi dari produk proteksi yang dibelinya.

Selanjutnya: OJK Sebut Ada BPD Masuk Pipeline IPO, Bank DKI Salah Satunya

Menarik Dibaca: Ini Bahaya Makan dan Minum Sambil Berdiri yang Perlu Anda Tahu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .