KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebijakan Bank Indonesia (BI) memangkas suku bunga acuan atau BI 7-Day Reserve Repo Rate (BI 7-DRR) tidak berdampak signifikan pada bunga utang negara. Hal itu terlihat dari program pengelolaan utang negara dalam pembayaran bunga utang diperkirakan masih sebesar RP 276,1 triliun. Proyeksi tersebut sama dengan yang tercantum dalam APBN 2019 yang sebesar Rp 276 triliun.
Baca Juga: Kementerian ESDM punya piutang Rp 14,6 triliun yang belum tertagih, ini kata Kemkeu Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan hal ini dipengaruhi oleh dinamika perkembangan kondisi pasar keuangan yang ditunjukkan dengan indikator-indikator ekonomi makro. Misalnya tingkat bunga Surat Pebendaharaan Negara (SPN) 3 bulan, yield SBN, dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Tahun lalu, pemerintah memprediksi SPN 3 bulan di level 5,3%. Tetapi, pemerintah memproyeksikan tingkat bunga SPN 3 Bulan akan lebih tinggi dari asumsi pada semester II yaitu 5,4% dan sepanjang tahun sebesar 5,6%.
Baca Juga: Meraba arah suku bunga acuan BI Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya menjelaskan, kenaikan suku bunga SPN 3 bulan merupakan implikasi dari kenaikan suku bunga The Fed yang diikuti kenaikan suku bunga Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun lalu yang masih terasa hingga kini. Josua menilai dampak dari penurunan suku bunga acuan BI sulit untuk memangkas tingkat bunga SPN 3 bulan. Apalagi defisit APBN sepanjang semester I masih tergolong tinggi. Maklum saja realisasi dari target penerimaan pajak rendah pada paruh pertama tahun ini.
Baca Juga: Suku Bunga Turun, Kupon SBR007 Jadi Semakin Menarik premium Selain itu, efek perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China memengaruhi investasi dan ekspor Indonesia. “Tetapi, sampai dengan akhir tahun jika ada stimulus yang dapat menggairahkan investasi langsung maka bisa saja SPN 3 bulan turun,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Senin (22/7). Optimisme Josua berkaca pada tahun lalu, bunga utang meningkat sekitar Rp 8 triliun lantaran peningkatan suku bunga BI sepanjang tahun 2018. Sehingga SPN 3 bulan ikut tumbuh. Artinya ruang SPN 3 bulan lebih rendah bisa datang jika ada pemangkasan BI 7-DRR ke depan dibarengi stimulus fiskal. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli